MAKNA SAUDARA STUDY KASUS IKBRSM DESA WARGO MULYO Tinjauan Filosofis-Historis
Selasa, 18 Juli 2017
Tambah Komentar
MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, sau·da·ra n 1 orang yg seibu seayah (atau hanya seibu atau seayah saja); adik atau kakak; 2 orang yg bertalian keluarga; sanak: ia mempunyai banyak -- di sini, baik dr ibu maupun dr ayahnya; 3 orang yg segolongan (sepaham, seagama, sederajat, dsb); kawan; teman: dl mengerjakan tugas ini, kita akan dibantu oleh -- kita di kampung ini; 4 sapaan kpd orang yg diajak berbicara (pengganti orang kedua): coba -- pikirkan masak-masak; 5 ki segala sesuatu yg hampir serupa (sejenis dsb): serigala merupakan -- anjing; 6 ki tembuni: -- nya baru keluar, padahal bayinya telah lama lahir;
Saya akan membahas tentang makna[1] saudara, yang saya batasi di desa wargo mulyo; yang meninjau dengan tinjauan filosofis-historis. Maksudnya, meninjau sedalam-dalamnya, seakar-akarnya, yang itu tentu berkaitan erat dengan historis, karena melabelkan sejarah; merantai lewat tali sejarah.
LATAR BELAKANG
Desa Wargo Mulyo, diadakan pada tahun 1930 Masehi, dari Pulau Jawa, di masa kolonialisasi. Orang-orang yang datang adalah sekelompok orang, yang kemudian, berjalannya waktu, orang-orang tersebut mengambil saudaranya untuk bermukim di desa wargo mulyo, kecamatan pardasuka, daerah Lampung. Yang mana, kemudian beranak-pinak dan menjadi banyak—karena di masa itu, proses KB (Keluarga Berencana) belum berjalan lancar, karena memang belum zamannya KB, karena pada waktu itu, islam masih kuat di nusantara, bersamaan itu orang-orang belum mengenal alat-canggih untuk memutuskan rahim atau keperencanaan keluarga; artinya, tatkala manusia menjalankan tugasnya sebagaimana manusia yang saling berkeluarga lalu mempunyai keturunan. Lalu pada saat nasional terjadi, disitulah mulai terjadi, pembatasan keluarga. Namun, di desa wargo mulyo, masih sebagaimana warga-warga yang lain, yang itu tidak ada perencanaan terhadap keluarga; maka jadilah orang-orang berkeluarga yang banyak. Dan bersamaan itu, maka status keluarga menjadi satu kesatuan dan itu disebut: saudara.
Proses perjalanan waktu, kedatangan saudara, arti dari saudara adalah saudara kandungnya, atau pamannya, atau bibinya, yang kemudian menetap atau bermukim di desa wargo mulyo, yang selanjutnya; di antara mereka ada yang menikah dengan yang lain, yang hitungannya masih saudara (maksud dari saudara adalah bahwa masih ada ikatan darah di antara orang tuanya)
Yang kemudian, di sekitar tahun 2001, mulailah dibentuk upaya untuk menggabungkan atas nama persaudaran yang ada di desa wargo mulyo, di situlah terbentuk Ikatan Keluarga Besar Raden Mas Sujono (IKBRS) Jawa Tengah, yang terlacak menjadi keluarga besar yang ada di desa wargo mulyo, karena jumlahnya –berapa jumlah keseluruhan Ikatan Keluarga Besar Raden Mas Sujono yang ada di desa wargo mulyo—mendominasi keluarga yang ada di desa wargo mulyo.
Nah, jalinan saudara itulah yang menjadi pembahasan yang penting dibahaskan, dengan masalah:
Apa makna saudara di era seperti sekarang ini?
PEMBAHASAN
Sebenarnya, untuk makna saudara, tetaplah sama sebagaimana saudara, yang mana mempunyai ikatan saudara, atau yang mempunyai urutan saudaranya. Hanya saja, masalah yang terjadi:
Banyak orang yang tidak tahu silsilah ikatan saudara. Jawabanya, karena merka tidak mau tahu tentang silsilah ikatan saudara, karena telah terjadi ikatan persaudaran.
Banyak orang yang tidak-mau tahu tentang silsilah saudara, walau sebenarnya telah mengetahui bahwa mereka bersilsilah. Jawabannya, karena terkadang terlalu ribet terhadap sesuatu yang itu disebut saudara.
Di zaman seperti sekarang ini, sebagaimana kasus yang telah saya paparkan, jalin menjalin keluarga, atau terlalu banyak ikatan-saudara, atau agak jauh ikatan saudara, seringkali mengaburkan makna saudara itu sendiri.
Saudara seringkali dibatasi dengan satu ‘kakek’, atau paling banter dengan satu ‘buyut’.
hal-hal yang menjadikan mereka mempunyai ikatan adalah julukan-julukan seperti ini:
simbah
buyut
cangga
Dan saat hubungan sudah lintas cangga, seringkali hubungan tersebut merenggang. Seakan, saudara itu berlintas pada ranah kakek, yakni ikatan perkakean. Sama-sama kakek. Namun, fakta yang terjadi, di desa wargo mulyo; saudara yang terjadi bukan terbatas pada jalur-kakek, melainkan pada jalur ibu juga. Atau bahkan, saudara (dulur) yang itu ada ikatan hubungan di antara orang tuanya. Kemudian diaku dan teraku menjadi dulur (Saudara). Sebuah missal, adalah ibu isterinya kakekku. Karena itu isterinya kakekku, maka kemudian menjalin persaudaraan.
Namun saya hendak menguraikan lewat sejarah. Sejarah jawa; yakni bagaimana orang-orang jawa membentuk status persaudaraan ini. jika itu melewati sejarah, adakalanya terlalu payah dan ribet, maka saya mengukur lewat historis manusia-wargo mulyo itu sendiri, yang mana mereka pun dari jawa. Yang kemudian membentuk perkeluargaan demi perkeluargaan.
Pertama, ikatan keluarga terjadi karena terketahui nasab atau silsilah dari keluarga.
Kedua, karena adanya lembaga atau ‘ikatan’ sehingga menjadi suatu kumpulan ikatan-keluarga.
Ketiga, karena ada yang mempertanya tentang keluarga, maka terjadilah masalah yang sebenarnya.
Namun, hal ini yang menjadikan unik, bahwa di desa wargo mulyo, terjalin ikatan-kekeluargaan, yang dengan itu, manusia akan mengetahui bahwa mereka adalah satu kesatuan yang mengerti tetang kekeluargaan.
Saudara adalah mereka yang mempunyai ikatan darah, atau mereka yang dianggap baik lalu diaku menjadi ‘saudara’. Namun, lebih kuat kepada ikatan yang itu mempunyai darah, sekali pun telah beranak-pinak, maka tetap menjadi ikatan persaudaraan.
Demikian.
Jika ada yang kurang memahami arah dari tulisanku: sesungguhnya saya agak kurang untuk menyatakan tentang tujuan dari tulisan ini:
Sesungguhnya saya hendak mengatakan bahwa makna saudara di zaman seperti sekarang ini, seringkali dimaknai dengan julukan atau tanda, namun tidak diaplikasikan secara benar bahwa sesungguhnya mereka adalah saudara. Sekali pun berjarak-jarak atau telah menjelma jarak, mereka adalah saudara. Yang tujuannya adalah membantu untuk keperluan jasmani dan rohani. Terlebih lagi untuk meneguhkan, bahwa kita adalah saudara. Namun sayang, harus diakui, metode-ilmiahku belum sempurna, hasilnya tulisannya masih kurang sistematis dan merantai, namun setidaknya ini adalah upaya untuk menyatakan bahwa: saudara seharusnya seperti saudara. Begitu.
[1] mak·na n 1 arti: ia memperhatikan -- setiap kata yg terdapat dl tulisan kuno itu; 2 maksud pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kpd suatu bentuk kebahasaan;
Belum ada Komentar untuk " MAKNA SAUDARA STUDY KASUS IKBRSM DESA WARGO MULYO Tinjauan Filosofis-Historis"
Posting Komentar