PROSES TURUNNYA AL-QURAN




Kenapa al-quran itu berproses dan itu menjadi ‘dasar’ kanjeng nabi, artinya menjadi ‘pedoman’ buat kanjeng nabi? Artinya, jika ditelisiki lebih lanjut, maka yang menjadi dasar kanjeng nabi bukanlah sesuatu yang kongkrit atau terkongkretkan, sekali pun kalaulah di tinjau ulang bahwa apa yang menjadi dasar kanjeng nabi itu sangat kongkret, yakni beriman kepada Allah.



Jika al-quran itu turun sekaligus, maka orang-orang laksana tidak mendapatkan teguran secara berkelanjutan. Sebab, kehidupan itu senantiasa berkelanjutan dan terus menerus, sehingga penting ditegur yang berkelanjutan. Nah, dalam proses kelanjutan itulah, yang sebenarnya tidaklah mudah. Karena berkelanjutan.

Di zaman seperti sekarang ini, orang-orang seakan telah ‘memaketkan’ islam yang telah lahir dengan tuntunan kanjeng nabi, artinya, seakan malah melampaui keislaman, dengan alasan bahwa masa kanjeng nabi telah berlalu maka harus baik-baik meniru tentang kanjeng nabi dengan sempurna, nama lalai dengan misi yang sesungguhnya dengan tawaran islam, yakni, yang percaya kepada Allah yang menguasai seluruh semesta dan kanjeng nabi sebagai utusan-Nya.

Di zaman sekarang ini, orang-orang telah masuk pada satu kesatuan antara prinsip dan pelaksana; yakni dari keimanan dan ikatan keislaman. Dengan keduanya, maka terikat kuat sehingga harus diterapkan keduanya, yang tentunya, salah-salah kalau menjelankan keduanya, maka agama menjadi sangat kaku dan plek dengan kanjeng nabi, tidak sesuai dengan kondisi tempat dia berada, dan kurang membedakan yang mana turunan budaya dan mana yang dari tuhan.

Sementara itu, keberadaan atau turunnya al-quran, itu tidak sepenuhnya merusak budaya, melainkan memperingatkan tentang sisi kemanusiaan, selain itu, tatkala kita meninjau ulang tentang kehidupan yang ada di sekitar kanjeng nabi Muhammad waktu itu, dengan cara ‘keberadaan’ al-quran;

Maka keadaan waktu itu belumlah sempurna. Artinya, islam belum sempurna. Arti yang belum sempurna, arah saya adalah kepada syariat islam. Artinya, tentang sesuatu yang bakal menjadi pengikat untuk mempermudah umat islam dengan cara mempunyai ‘syariat’ islam.

Lebih-lebih tujuan al-quran itu turun sebagaimana fungsinya, mengingatkan, menakut-takuti, memberi kabar baik buat orang yang percaya, sekaligus memberi petunjuk tentang langkah-langkah yang hendak ditempuh.

Lalu zaman seperti sekarang ini, maka ‘proses’ tentang turunnya al-quran, yang itu sekarang, al-quran telah menjadi paket untuk diketahui; namun proses disini, saya lebih spesifikkan tentang proses diarahkan kepada:

Proses tentang kehidupan.

Jadi, turunnya al-quran adalah sebagaimana fungsinya al-quran, namun bervariasi munculnya ayat-ayat tersebut, dan menunggu giliran untuk disampaikan kepada yang lain. Wal-hasil, saling menyaling untuk dikenangkan, lalu dihapalkan kepada tiap-tiap personal dengan seluruh atau seluruh kajian komplit tentang al-quran.

Ah sebenarnya, saya hendak mengatakan begini:

Karena orang-orang yang telah beriman pun, terkadang melanggar apa yang telah diimani, dan kurang mengerti tentang ‘kebaikan’ dan aturan-aturan, atau kurang sempurna pengetahuan tentang akhirat atau tentang segala sesuatu yang hendak ditawarkan oleh utusan Tuhan. Sehingga, ayat demi ayat terus menerus turun, yang tujuannya sebagiamana fungsi dari al-quran tersebut.

Jika itu diterapkan buat orang sekarang, maka juga begitu. sayangnya, untuk di zaman seperti sekarang ini, al-quran telah menjadi paket, yakni kitab al-quran, dan orang-orang bisa membacanya, dan orang-orang bisa mengetahuinya. Dan orang-orang bisa mengkajinya.

Itulah yang ada pada pikiran saya.

Belum ada Komentar untuk " PROSES TURUNNYA AL-QURAN "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel