SAJAK-SAJAK HIDAYAT TF
Selasa, 18 Juli 2017
Tambah Komentar
Haidar Buchori |
RINDU TANPA ARAH
aku datang kepadamu karena rindu
yakni harapan ingin bertemu
andai engkau putuskan itu dariku
sambil lidahmu berkata,
'maaf aku tidak tahu arah bicaramu.'
kataku, 'apakah rindu diharuskan mempunyai arah?'
jawabmu, 'engkau menjalin denganku, engkau harus tahu tentang diriku. bukankah ini tentang kepentinganmu dan aku bukanlah tuhanmu.'
dan aku tahan kedatanganku kepadamu
karena aku mulai paham bahwa rindu
haruslah punya arah yang jelas saling membutuhkan
kecuali rindu itu diserahkan pada tuhan
yang menerima segala keluhan
2017
DAN PEMIKIRANKU MEMBENTUK KEPRIBADIANKU
Dan pemikiranku menjadi sesuatu yang menarik
laksana tertarik oleh pemikiran yang itu
berada di dalam diriku
kontrol atas diriku
yang menali pada tali islam
yang itu lentur bersama kenyataanku
dan pemikiranku menjadi sesuatu yang tidak-terasing
yakni pemikiran yang standar selayaknya hidup
yang mengkuti gerak-gerik waktu
yang telah ditentui hukum
dan agama bagiku adalah keputusan diri untuk percaya
yang itu pendayaan diri bersama dengan tali-tali yang percaya
dan keagamaanku menjadi sesuatu yang menarik bagi keakuanku
tentu, karena pembicaraanku adalah tentang agamaku
bersamamu aku menalikan diri tentang gerak-gerik pemikiranku
yang sebenarnya, bersamaan dengan itu pemikiranku mempunyai tali yang itu tali kepadaku
dan kepadamu adalah alat untuk mengingatkan
demikianlah keadaanku
dan kata adalah berkelanjutan yang bergerak maju
2017
PADA CENGKRAMAN KATA-KATA
saat kata-kata atau rangkaian kata-kata semakin terbaca oleh mataku
oh saat diriku mulai ketagihan akan kata-kata
atau mulai meminjam pemikiran yang lain
di saat itulah aku tahu kekuranganku
di saat itulah aku mulai menyadari keserakahanku
di saat itulah aku mulai memahami;
gerak-duni membutuhkan bekas untuk dibacai
untuk dimengerti, yang kemudian, seringkali
penerus waktu, lebih mengunggul-unggulkan ide
dan seolah mampu menerapkan, padahal,
realitas tetap berjalan sebagaimana mestinya
tidak lambat, tidak juga cepat
dan saat aku mulai deras berkata-kata
di saat itu jugalah aku menyadari bahwa
aku meninggalkan jejak untuk dimatai
namun kataku,
'realitas tetaplah realitas yang itu bukan sekedar kata-kata.
sekali pun zaman sarat kata-kata;
gerak-gerik zaman tetaplah bukan sekedar kata-kata.'
2017
YANG BERBEKAS, YANG BERHARAP BEKASAN
zaman yang maju, mengajak manusia membekasi dirinya
begitu juga denganku
bersama dengan sajakku
membekaskan keakuanku, yang menali denganmu
tali rindu yang ganjil kepadamu
rindu yang laksana tak benar-benar rindu kepadamu
namun siapa yang mampu menodai 'keanginan-rinduku'?
siapa yang mencegah untuk 'ketidak-pentingan' rinduku?
yang membekaskan sajak untukmu
yang menjadikan bekas untuk masa-lalu
demikianlah sajak yang berkata:
tentang bekas-bekas, yang itu pun,
zaman mengajak manusia turut serta
pada era perbekasan
ya! siapa yang tidak meninggalkan bebas pada waktu demi waktu?
apalagi zaman sudah berkata terang:
"membekaslah. membekaslah. karena engkau adalah mahluk yang pasti menjadi bekas."
2017
KEPADAMU KUSAMPAIKAN SAJAKKU
kepadamu aku sampaikan sajakku
sajak kedirianku, yang terus tentang keakuanku
sebagai laporan atau surat yang kesekian
sebagai tanda
ikatanku kepadamu
atau karena engkaulah yang menjadi
inspirasi 'diam' bagi pemikiranku
inspirasi 'damai' bagi hatiku
jika ada yang berkata, 'katamu melampaui kesungguhan-sesungguhnya hatimu!'
jawabku, 'jika kudiamkan diriku, aku masih khawatir, ikatanku lepas. demikianlah ketakutanku.'
jika ada yang berkata, 'mengapa engkau ikatakan dirimu kepada gurumu?'
jawabku, 'karena aku masih mengingatkan diri kepada guruku, bagaimana aku melepas ikatan yang itu aku mempunyai ikatan.'
bersama sajakku, kusampaikan maksudku
tentang kedirian, atau sekali lagi tentang keakuanku
sebagai tanda
pelaporan kabar tentang keakuan serta gerak-gerik pemikiran
demikianlah sajakku
2017
Belum ada Komentar untuk "SAJAK-SAJAK HIDAYAT TF"
Posting Komentar