Pengejaran Tentang Kehidupan



Mengapa engkau ‘mengejar’ tentang kehidupan, Taufik? Apakah kehidupan itu berlari sehingga engkau harus menggejarnya? Atau jangan-jangan engkau tidak mempunyai masalah, padahal engkau melihat masalah; atau benarkah engkau tidak melihat masalah? Jika melihat, maka mengapa engkau tidak tawarkan untuk ‘menjawab’ masalah-masalah yang engkau hadapi; atau sebenarnya: apa kabar dengan masalahmu? Apa kabar dengan pelajaranmu? Bukankah sampai sekarang engkau tidak mempunyai status terhadap ‘realitasmu’? dimana ‘realitas’ itu membutuhkan status; dengan adanya, status, maka engkau akan merangkak untuk hidup yang realistis, tidak bercengkrama dalam ide-ide atau keinginan dari dalam dirimu. Bukankah engkau mengetahui itu? hidup itu harus realistis; namun jika realistis tanpa ada dasar yang kuat dan kokoh, maka jadilah ‘pejalan’ yang itu sekedar berjalan: namun, apa salahnya dengan berjalan sekedar berjalan, Taufik? Toh, manalah mungkin ‘kehidupan’ tidak mempunyai prinsip:

Negara mempunyai prinsip, pancasila. Sudahkah engkau benar-benar menerapkan? Atau engkaukah sudah mengetahui tentang kesungguhan pancasila yang itu menjadi prinsip. Atau jangan-jangan engkau menaruh dua prinsip di dalam pemikiranmu?

Ah begini saja Taufik, aku ajarkan engkau tentang kehidupan (itu pun kalau engkau menerima, karena aku sekedar mengajarkan, sebab pada akhirnya, keputusan terserah kepada si murid, guru itu menyampaikan tidak memaksakan):

Jangan dipayahkan tentang kehidupanmu. Jalanilah apa-apa yang terjadi denganmu. Kita itu mempunyai dua hukum: pertama hukum Negara, yang itu menyangkut masalah sosial. Kedua hukum agama, yang itu lebih kuat pada masalah individu. Apakah engkau mengetahui semua detail-detail hukum tersebut? kalau tidak, maka jangan dipayahkan tentang kehidupanmu, tentang pemikiranmu; jalanilah hidupmu seperti apa-apa yang terjadi kepadamu. Sebab, kalau kau melanggar hukum Negara, pasti dihukum oleh Negara. Kalau engkau melanggar hukum agama, pastilah dihukum oleh Tuhan. Begitu ya. 

Kalau hukum Negara, tidak ketat pengawasannya, tidak bagus cara-caranya, tidak bagus pelaksanaanya; maka sikapmu, harus ‘mewajarkan’ dengan apa-apa yang terjadi, karena memang begitulah rentannya hukum Negara: seringkali tidak adil bagi sebagian, sementara itu orang menuntut untuk adil yang umum. Karena sesungguhnya, tema adil itu tidak segampang bagi-bagian. Tidak semulus rumus matematika: 2 : 1 = 1. Yang pasti, kalau engkau melanggar Negara, maka bersiap-siaplah bahwa engkau akan dikenai hukum Negara. Begitu saja: jika ada pembelaan, tentu itu wajar. Namun, aku mengajarkanmu untuk tidak meribetkan terhadap hal tersebut, apalagi meribetkan dalam pemikiranmu, dalam kehidupanmu. Jangan! Jangan! Jangan! Karena tekananku, jangan dipayahkan tentang kehidupan. Intinya, jalanilah kehidupan sebagaimana yang terjadi kepadamu. Dan tetaplah engkau berpacu untuk beriman kepada-Nya; itulah nasihatku. Itulah ajaranku.

Saat engkau beriman kuat kepada-Nya, maka dengan itu, semua adalah milik-Nya, dan semua adalah tentang aturan-Nya.

Sudah! Jangan diribetkan tentang paham-paham yang menyangkal tentang hal tersebut, layaknya orang-orang ahli kalam, atau para filsuf, yang membicarakan tentang-Nya, atau membicarakan tentang Allah, dalam kehidupanmu, dalam pemikiranmu; maksudku, letakkan keimanan itu pada hatimu. Diamkan itu pada hatimu. Jika faktamu, bertolak dengan itu, maka wajar. Sebab dunia realitas tidak senyaman dunia ide. Maka tugasmu selanjutnya adalah menjadikan nyaman tentang realitas. caranya: terlebih dulu engkau harus menyamankan tentang realitasmu. Tentang kedirianmu. Pikir saja, kalau kau berdaya diri untuk membagiakan orang lain, sementara dirimu tidak bahagia: bagaimana coba? Oleh karena itu, tugasmu sekarang—bersamaan dengan aku menganjurkan tugasmu; tetap saja, jangan diribet lagi dipayahkan tentang hidupmu ya—belajar supaya, realitas itu nyaman dan damai. Dan jika hal itu memberatkanmu, ingatlah dasar yang kusampaikan padamu:

Jangan payahkan tentang kehidupanmu, yang itu dalam pemikiranmu. Oke.



2017

Belum ada Komentar untuk " Pengejaran Tentang Kehidupan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel