PUISI-PUISI HIDAYAT TF

Haidar Buchori





PERLEPASAN




aku mulai tersedihkan saat hatiku mulai tidak membutuhkanmu

tidak tertarikkan untuk menghubungimu

karena aku telah mengiangkan jelas dirimu

tanpa perantara, berbekas pengalaman-pengalamanku

di saat itulah kadang aku tersedihkan bahwa aku tidak menjalinkan komunikasi denganmu

yang itu laksana terputus tali-taliku denganku

oh itulah kehendakku, yang memaksa diriku

harus menjalin denganmu

karena takut kehilangan jejakmu

atau ikatan denganmu

jika ada yang bertanya, 'apa yang engkau takutkan?'

aku menggeleng dan tidak tahu, kecuali menunjuki dadaku, tentang nafsu-nafsu dalam diriku.

jika ada yang bertanya, 'apa yang engkau harapkan dari hubunganmu?'

aku menggeleng, kecuali menundukkan wajah pada diriku.

lantas, jika ada yang bertanya, 'apa yang kau sedihkan?'

aku menggeleng, kecuali lalai dengan maksud 'sedih' yang kuhaturkan kepadanya.



2017



KEHENDAK KOMUNIKASI




aku berkehendak komunikasi langsung denganmu

tanpa perantara, tanpa tirai, dan mengetahui seluk-beluk kedirianmu

langkah-langkah apa yang engkau tempuh?

jalan-jalan mana yang engkau pilih!

jadilah, aku berkehendak mengetahui keakuanmu

yang dari itu, kehendakku mencuat senantiasa mengetahui keakuanmu

yang tujuanku, tiada lain kecuali kedirianmu



jika ada yang bertanya, 'mengapa kau tujukan dirimu kepada dirinya?'

jawabku, 'karena aku tidak punya tujuan sungguh kecuali dirinya.'

jika ada yang bertanya, 'mengapa engkau mementingkan gerak-geriknya dibanding gerak-gerikmu?'

jawabku, 'penghibur tentang gerak-gerakku yang itu lewat gerak-geriknya.'



maka jadilah aku berkehendak mengetahui tentangnya

dan bahagia bersama dengan kabar-kabarnya

dan kabarku, ah kabar yang kesekian yang itu tidak terpentingkan



saat kehendak itu aku padamkan

disaat itulah aku menaruh bekas perjalananmu

sebagai kaca yang bening buat diriku

yang terngiang dalam diriku

yang dengan itu, kehendakku adalah kehendak individu

yang menjalin komunikasi tanpa perantara

tanpa kata-kata, kecuali jalinan kata-kataku,

perantara kenangan serta pemikiranku

dalam dunia keakuanku



2017



PERANTARA




apa pentingnya perantara--inikah kesombonganku, yang pernah engkau tunjukan kepada diriku? --

sehingga aku harus memperantaraimu

harus melaluimu, mengikatkan diri,

yang akhirnya aku harus menali denganmu

mengikuti gerak-gerikmu, tanpa perkataanmu



apa pentingnya perantara-- inikah kesombonganku, yang pernah engkau tunjukan kepada diriku?-- yang sejak itu, tanpa kebutuhan perantara

dan kini aku terjalin sungguh lewat perantara

aku melangkah di jalan-jalan yang sukar

dan terkesan aneh

di jalan yang berliku, tanpa wujud perlikuan

di jalan yang rahasia, tanpa kerahasiaan

di jalan yang terang, tanpa keterangan

kecuali bekas-bekas orang-orang yang berjalan

yang itu menjadi tafsir-tafsir pada keakuanku



inilah pentingku--perantara yang itu kepadamu--

penghancuran kesombongan yang kau tuduhkan kepadaku

yang dengan itu, kutalikan tali-kemanusiaanku kepadamu

sebagai upaya keperakuan, engkaulah tali yang kusertakan

jika ada yang mengolok tentangmu,.

jawabku, 'dia mengetahui jawaban dari perolokan.'

jika ada yang mencaci tentangmu.

jawabku, 'dia mengetahui sikap yang dijalankan.'

jika ada yang berkata buruk tentangmu.

jawabku, 'dia mengetahui asal tentang kebaikan.'



jika ada yang berkata, 'mengapa engkau tidak membela tentang apa-apa yang dituduhkan kepadanya?'

jawabku, 'apa yang engkau maksud dengan membela? aku pikir itu kehendakmu bahwa aku harus membela.' karena, apakah engkau tahu maksud dari pertalian; maksud dari ikatan sebuah tali, yakni keberakuan yang itu mengetahui cara bagaimana membela.'



2017



KETERJALINAN




engkau yang bersemayam pada pikiranku

yang bersemayam saat kuaktifkan kedirianmu

yang berada dalam pemikiranku

yang ternyata pada keakuanku



jika ada yang bertanya, 'apa bukti dari perkataanku?'

jawabku, 'aku tak perlu bukti yang itu aku tunjukan kepadamu.'

jika ada yang berkata, 'engkau laksana manusia-khayalan yang menghayalkan jasad atau keberadaan gurumu?'

aku terdiam, membiarkan dia berkata apa yang hendak ia katakan.

jika ada yang berkata, 'engkau laksana manusia-fantasi yang memfantasikan pemikiranmu dan lalai dengan kenyataanmu?'

aku terdiam, membiarkan dia berkata apa yang dikatakan.



karena aku tahu jalinanku dapat dipercaya bagi mereka yang percaya

jalinanku dapat dipahami bagi mereka yang memahami

dan bagiku, tidak ada paksaan untuknya, memahami apa yang kupahami

untuk mengikuti apa yang kualami

karena aku pun awalnya tidak mengerti, mengapa hal-hal begini mampu kualami

kecuali takdir yang menjadikanku harus begini

menjalani rasa-rasa yang itu harus kurasai





2017

Belum ada Komentar untuk " PUISI-PUISI HIDAYAT TF"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel