PUISI-PUISI HIDAYAT TF
Sabtu, 22 Juli 2017
Tambah Komentar
Haidar Buchori |
PERLEPASAN
aku mulai tersedihkan saat hatiku mulai tidak membutuhkanmu
tidak tertarikkan untuk menghubungimu
karena aku telah mengiangkan jelas dirimu
tanpa perantara, berbekas pengalaman-pengalamanku
di saat itulah kadang aku tersedihkan bahwa aku tidak menjalinkan komunikasi denganmu
yang itu laksana terputus tali-taliku denganku
oh itulah kehendakku, yang memaksa diriku
harus menjalin denganmu
karena takut kehilangan jejakmu
atau ikatan denganmu
jika ada yang bertanya, 'apa yang engkau takutkan?'
aku menggeleng dan tidak tahu, kecuali menunjuki dadaku, tentang nafsu-nafsu dalam diriku.
jika ada yang bertanya, 'apa yang engkau harapkan dari hubunganmu?'
aku menggeleng, kecuali menundukkan wajah pada diriku.
lantas, jika ada yang bertanya, 'apa yang kau sedihkan?'
aku menggeleng, kecuali lalai dengan maksud 'sedih' yang kuhaturkan kepadanya.
2017
KEHENDAK KOMUNIKASI
aku berkehendak komunikasi langsung denganmu
tanpa perantara, tanpa tirai, dan mengetahui seluk-beluk kedirianmu
langkah-langkah apa yang engkau tempuh?
jalan-jalan mana yang engkau pilih!
jadilah, aku berkehendak mengetahui keakuanmu
yang dari itu, kehendakku mencuat senantiasa mengetahui keakuanmu
yang tujuanku, tiada lain kecuali kedirianmu
jika ada yang bertanya, 'mengapa kau tujukan dirimu kepada dirinya?'
jawabku, 'karena aku tidak punya tujuan sungguh kecuali dirinya.'
jika ada yang bertanya, 'mengapa engkau mementingkan gerak-geriknya dibanding gerak-gerikmu?'
jawabku, 'penghibur tentang gerak-gerakku yang itu lewat gerak-geriknya.'
maka jadilah aku berkehendak mengetahui tentangnya
dan bahagia bersama dengan kabar-kabarnya
dan kabarku, ah kabar yang kesekian yang itu tidak terpentingkan
saat kehendak itu aku padamkan
disaat itulah aku menaruh bekas perjalananmu
sebagai kaca yang bening buat diriku
yang terngiang dalam diriku
yang dengan itu, kehendakku adalah kehendak individu
yang menjalin komunikasi tanpa perantara
tanpa kata-kata, kecuali jalinan kata-kataku,
perantara kenangan serta pemikiranku
dalam dunia keakuanku
2017
PERANTARA
apa pentingnya perantara--inikah kesombonganku, yang pernah engkau tunjukan kepada diriku? --
sehingga aku harus memperantaraimu
harus melaluimu, mengikatkan diri,
yang akhirnya aku harus menali denganmu
mengikuti gerak-gerikmu, tanpa perkataanmu
apa pentingnya perantara-- inikah kesombonganku, yang pernah engkau tunjukan kepada diriku?-- yang sejak itu, tanpa kebutuhan perantara
dan kini aku terjalin sungguh lewat perantara
aku melangkah di jalan-jalan yang sukar
dan terkesan aneh
di jalan yang berliku, tanpa wujud perlikuan
di jalan yang rahasia, tanpa kerahasiaan
di jalan yang terang, tanpa keterangan
kecuali bekas-bekas orang-orang yang berjalan
yang itu menjadi tafsir-tafsir pada keakuanku
inilah pentingku--perantara yang itu kepadamu--
penghancuran kesombongan yang kau tuduhkan kepadaku
yang dengan itu, kutalikan tali-kemanusiaanku kepadamu
sebagai upaya keperakuan, engkaulah tali yang kusertakan
jika ada yang mengolok tentangmu,.
jawabku, 'dia mengetahui jawaban dari perolokan.'
jika ada yang mencaci tentangmu.
jawabku, 'dia mengetahui sikap yang dijalankan.'
jika ada yang berkata buruk tentangmu.
jawabku, 'dia mengetahui asal tentang kebaikan.'
jika ada yang berkata, 'mengapa engkau tidak membela tentang apa-apa yang dituduhkan kepadanya?'
jawabku, 'apa yang engkau maksud dengan membela? aku pikir itu kehendakmu bahwa aku harus membela.' karena, apakah engkau tahu maksud dari pertalian; maksud dari ikatan sebuah tali, yakni keberakuan yang itu mengetahui cara bagaimana membela.'
2017
KETERJALINAN
engkau yang bersemayam pada pikiranku
yang bersemayam saat kuaktifkan kedirianmu
yang berada dalam pemikiranku
yang ternyata pada keakuanku
jika ada yang bertanya, 'apa bukti dari perkataanku?'
jawabku, 'aku tak perlu bukti yang itu aku tunjukan kepadamu.'
jika ada yang berkata, 'engkau laksana manusia-khayalan yang menghayalkan jasad atau keberadaan gurumu?'
aku terdiam, membiarkan dia berkata apa yang hendak ia katakan.
jika ada yang berkata, 'engkau laksana manusia-fantasi yang memfantasikan pemikiranmu dan lalai dengan kenyataanmu?'
aku terdiam, membiarkan dia berkata apa yang dikatakan.
karena aku tahu jalinanku dapat dipercaya bagi mereka yang percaya
jalinanku dapat dipahami bagi mereka yang memahami
dan bagiku, tidak ada paksaan untuknya, memahami apa yang kupahami
untuk mengikuti apa yang kualami
karena aku pun awalnya tidak mengerti, mengapa hal-hal begini mampu kualami
kecuali takdir yang menjadikanku harus begini
menjalani rasa-rasa yang itu harus kurasai
2017
Belum ada Komentar untuk " PUISI-PUISI HIDAYAT TF"
Posting Komentar