Kenyataan Yang Sesungguhnya Study Kasus di desa Wargo Mulyo
Selasa, 18 Juli 2017
Tambah Komentar
Penulisan saya ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana kenyataan yang sesungguhnya, dan itu terjadi di era seperti sekarang ini, yang itu lebih dititikan pada desa wargo mulyo.
Di zaman yang sarat dengan kemajuan ini; apa itu kenyataan? Orang-orang filsafat, di zaman seperti sekarang ini, sering dikatakan zaman hipperrealitas, yakni suatu keadaan yang melampaui realitas (kenyataan). Dan itu didukung dengan kemajuan pengetahuan, atau bukti dari perkembangan sains yang itu semakin umum mampu di nikmati oleh setiap umum. Seperti transportasi, telekomunikasi, internet:
Maka kenyataan menjadi trans demi trans. Arti dari trans adalah melampaui. Dan kita sering mendengar kata-kata trans, bahkan sudah tidak asing bagi kita: transfer, transmigrasi.
Yang sebenarnya, di zaman yang seperti sekarang ini, kenyataan menjadi kenyataan yang melampaui kenyataan. Itulah keadaan kita. Itulah posisi status kita. Itulah zaman kita, sekarang ini, dan kita tidak bisa menolak dengan keberadaan zaman.
Namun, orang-orang sering mengalami kepayahan dengan kemajuan zaman, zaman teknologi ini; yang menekankan orang untuk lebih cepat, lebih padat, lebih ringkas, dan kenyataan menjadi jalinan demi jalinan.
Dan untuk lebih ringkasnya, saya akan menawarkan kalimat tanya:
Bagaimana kenyataan yang sesungguhnya di desa wargo mulyo?
PEMBAHASAN
Jawabku, kenyataan yang sesungguhnya yang terjadi di desa wargomulyo seperti halnya kenyataan yang ada di daerah-daerah Indonesia yang lain, tidak jauh berbeda. Karena gerakan atau pergerakan di desa wargo mulyo, mengikuti pergerakan nasional, maka gejala-gejala umum yang terjadi di desa wargo mulyo, laksana atau tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang lain, yang berada di desa-desa yang lain.
Yang orang-orang sudah menggunakan alat-alat teknologi.
Yang alat-alat technology sudah marak di desa wargo mulyo.
Yang kehidupan menjadi kehidupan konsumeris, dan banyak orang yang beralih menjadi pedagang.
Dan orang-orang datang dan pergi untuk mendapatkan ekonomi yang lebih mapan.
Namun, sekali pun zaman telah menjadi zaman yang menjalin-menjalin, bagiku, kenyataan tetaplah kenyataan yang sebenarnya. Karena memang begitulah kenyataan. Kenyataan tetaplah kenyataan; dunia maya tetaplah dunia maya. Hanya saja, dengan keberadaan dunia maya, maka mind-set atau pemikirna orang-orang yang ada di dunia nyata menjadi terbaur dengan keberadaan pemikiran orang-orang di dunia maya.
Dunia maya adalah dunia yang itu bukan nyata. Hal itu bisa ditandai dengan internet, komunikasi, atau bahkan media-media. Maka pemikiran orang-orang menjadi pemikiran yang meniru-tiru dengan pemikiran yang berada pada media-media. Ukuran kehidupan menjadi ukuran yang umum.
Padahal, kenyataan tetaplah kenyataan. Jalinannya tetap kepada jalinan yang dekat dan nyata. Namun, keberadaan zaman, menjadikan anak-anak atua manusia di desa wargo mulyo, ada yang bermukim di daerah lain, sehingga, kenyataan mulai dibelah dan itu didukung dengan telekomunikasi.
Sekali pun seperti itu, kenyataan, bagiku, tetaplah dimana ‘tubuh’ manusia mendiami tanah yang itu berada di sekitarnya, begitulah kenyataan. dan bersamaan dengan itu, itulah yang harusnya dipentingkan.
Karena zaman seperti sekarang ini, seringkali orang mementingkan sesuatu yang jauh dan melalaikan sesuatu yang dekat. Begitu juga, dengan keadaan masyarakat yang terjadi; sering mementingkan yang jauh, lalai bahwa harusnya mementingkan yang dekat. Padahal, kenyataan, sekalipun tawaran zaman berkemilau, tetap saja ‘kenyataan’ adalah kenyataan yang terdekat, yang jauh itu, memberi saran, yang jauh itu menilai, yang itu sekedar penilai, bukan pelaksana atas sesuatu yang dekat.
Oleh karena itu, sekalipun di zaman yang serba canggih ini, harusnya, orang-orang lebih ‘mementingkan’ yang dekat dibanding yang jauh, lebih mengutamakan yang dekat dengan yang jauh. Jika pun pada suatu masa, yang jauh datang, maka itu termasuk penghormatan atau tetap menjadikan mereka sebagai ‘tamu’; tamu yang berarti bahwa mereka datang untuk menjadi sesuatu yang nyata. Yakni menjadi dekat.
Demikian.
Belum ada Komentar untuk " Kenyataan Yang Sesungguhnya Study Kasus di desa Wargo Mulyo"
Posting Komentar