Kesungguhan Makna Kebebasan
Minggu, 30 Juli 2017
Tambah Komentar
Jangan dangkal makna tentang kebebasan yang aku tawarkan, sesungguhnya kebebasan yang aku ajarkan ialah engkau boleh melakukan apa saja, tapi engkau tidak akan bebas dari cengkraman kenyataan. Karena kenyataan itu mempunyai hukum. Kenyataan itu mempunyai sejarahnya sendiri. Dan karakteristikmu, Taufik, adalah mengabarkan kepada mereka yang mempunyai hukum agar peduli dengan hukumnya; tidak serta merta mengatakan, ‘aku tahu tentang hukum .’ Namun dirinya lalai bahwa dirinya berpengetahuan hukum.
Tetaplah engkau taati apa-apa yang diputuskan oleh hukum, kalau bisa.
Dan engkau mengetahui, hukum itu ada dua, yakni hukumnya manusia dan hukumnya tuhan. Ketika engkau telah mengetahui itu, maka kebebasanmu bakal diikat oleh keduanya itu; dan engkau tidak bakal bisa kabur dengan keduanya hal tersebut, kecuali engkau pergi di tempat terpencil, yang disana tidak ada manusia kecuali dirimu. Atau engkau bersama dengan pasanganmu. Yang kemudian, pastilah engkau bakal membuat hukum, yang mana ukuran hukum itu pastilah menjadi dua.
Hukum tentang manusia, dan hukum tentang tuhan.
Sandaran utama hukum manusia adalah tentang pemikiran manusia. Sementara, sandaran hukum tuhan, itu tentang kepercayaan, yang itu dari hati, dari rasa; sumbernya adalah nurani.
Jika ditanyakan, mengapa harus ada kedua tersebut?
Jawabnya, hukum manusia itu berkaitan dengan materi kemanusiaan, sementara hukum tentang tuhan itu berhubungan dengan rohani kemanusiaan. sebab, manusia itu selalu menjadi mahluk yang berdua; artinya, fakta dan sesuatu dibalik fakta. Apa itu fakta? Yakni sesuatu yang mampu dijangkau oleh panca-indra. Apa itu dibalik fakta? Yakni sesuatu yang berada didalam diri manusia itu sendiri. Contohnya; pikiran.
Sesungguhnya, Taufik, apa yang engkau ungkap melalui bahasa itu, adalah percikan dari apa-apa yang ada di dalam dirimu, yang sesungguhnya tidak mampu dengan kesungguhan mengeluarkan apa-apa yang di dalam dirimu.
Jika engkau bertanya tentang, bagaimana dengan asal-usul pengetahuan para nabi? Bukankah itu berasal dari lidahnya para nabi?
Jawabku, sudahlah jangan sibukkan terhadap hal tersebut, Taufik, sungguh, engkau mengetahui bahwasanya tujuan para nabi itu supaya manusia itu saling mengasihi satu sama lain, saling berkemanusiaan, berbuat adil, berbuat baik, manusia dianjurkan untuk saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Sekarang, pahamilah keakuanmu. sungguh, di dalam dirimu itu ada yang payah, yakni pemikiranmu.
Dan aku menawarkan kebebasan buatmu, yakni kebebasan dalam arti engkau berpikir; yang tujuannya, supaya engkau menjalani hukumnya para manusia dan hukumnya Tuhan.
Sebab, di zaman yang semakin maju ini, orang-orang mulai lalai dengan hukum manusia itu sendiri, dan sering menggunakan hukum tuhan sebagai penghakiman kepada manusia. Seakan-akan, manusia itu menguasai haknya Tuhan. Padahal, itu adalah hukumannya Tuhan. Maka tugasmu, menyelidiki tentang hal-hal tersebut. yang bertujuan, engkau menjadi manusia yang baik, manusia yang benar, dan setidaknya untuk dirimu sendiri.
Selain itu, bukankah engkau pun menjadi manusia, dan bertemu dengan manusia lainnya? Maka jalanilah hidupmu dengan santai;
Jangan melanggar hukum, kalau bisa.
Upayakan jangan melanggar hukum, kalau bisa.
Jika hukum-hukum merepotkan pemikiranmu, kenanglah hukum itu untuk mempermudah pergaulan manusia. Tujuan keberadaan hukum itu, untuk menyatukan manusia, dan untuk lebih jalin menjalin tentang manusia.
Karena, sebagaimana engkau sadari, bahwa manusia di zaman canggih ini, sering melalaikan kemanusiaannya. Lebih mengedepankan tentang permesinan dan ilmu-pengetahuan, yang kemudian, lalai tentang pentingnya manusia. Itulah sebabnya, engkau bertanya-tanya tentang kehidupan. Kataku, hidup itu bebas, Taufik. Tapi kebebasan itu juga mempunyai aturan, Taufik!
Kalau engkau ingin bebas sebebas-bebasnya, maka tinggallah, dimana tidak ada manusia satu pun kecuali dirimu. Nikmatilah kebebasanmu. Nikmatilah kesendirianmu. Itu kalau engkau mau, Taufik; maka kataku, engkau akan menemukan tentang hal-hal yang berkaitan dengan rohani; entah itu jalinan dengan alam tumbuhan, atau jalinan dengan para binatang. Pasti ada jalinan yang itu, diluar daya-pikir manusia pada umumnya.
Karena sekarang engkau berkumpul dengan para manusia lainnya, jalanilah hidupmu dengan ringan; dan janganlah langgar tentang hukum-hukum itu. jika engkau ingin protes tentang hukum; belajarlah tentang hukum. Begitu ya…
Belum ada Komentar untuk " Kesungguhan Makna Kebebasan"
Posting Komentar