Apa Kabar Wargomulyo?
Selasa, 18 Juli 2017
Tambah Komentar
Apa kabar
wargo mulyo? maksudku, ah kepada siapa aku bertanya sungguh tentang kebenaran
'kabar' dari wargo mulyo, yang itu berarti adalah kelompok manusia, yang
tinggal (atau pernah tinggal, yang punya rindu, atau cinta) pada desa atas nama
wargo mulyo: karena aku tidak yakin sungguh, apakah orang-orang yang kutanyakan
akan mengatakan 'kebenaran utuh' terhadap pertanyaan dasarku:
apa kabar
wargo mulyo? maksudku, kabar tentang 'keberadaan' yang ada di desa wargo
mulyo'; meliputi tentang 'kabar-kabar' kelompok: apakah tiap-tiap kelompok baik-baik saja? atau apa saja
nama-nama kelompok yang baru di desa wargo mulyo? atau bagiamana kabar
kelompok-kelompok yang dulu, apakah orang-orangnya sudah terjangkit penyakit
'korupsi' layaknya kelas nasional yang ada di televisi? ataukah orang-orangnya
banyak bicara tapi tidak melakukan apa yang dibicarakan? ataukah tiap-tiap
orang mempunyai kepentingan yang tersembunyi dari tiap-tiap katanya, yang
katanya kepentingan 'bersama' tapi ternyata kepentingan 'individu'. ah,
sayangnya, aku mampu bertanya:
apa kabar
wargo mulyo? yang sayangnya, aku tidak tahu kepada siapa aku lesatkan tanya itu
dengan sungguh: apakah pemimpin wargo mulyo mengetahui-sungguh tiap-tiap
warganya, dan sudahkah tiap-tiap warga berstatuskan mulyo.
Ah
sesungguhnya, apa arti mulyo itu? saat aku mencari di kamus besar bahasa
indonesia, tidak ketemu. yang ketemu adalah diksi 'MULIA', bukan mulyo. Yang
berarti tinggi (tentang kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat.
Luhur. Bermutu tinggi; berharga. Itulah yang disebut dengan mulia. Sementara
itu, saat aku membuka kamus Sangsekerta, arti dari mulya adalah bahagia, mulia.
Jadi, sesungguhnya apa kata penceramah saat berkata; berakhlak yang mulia?
iyakah beradab yang bahagia, atau beradab yang tinggi, yang terhormat. Ah sebenarnya, setiap kita
mengetahui maksud sungguh dari arti tersebut. Sayangnya, mungkin, kita jarang
menggunakan akal untuk memikirkan hal tersebut. Yang jelas, aku bertanya;
apa kabar
wargo mulyo? yang aku sendiri 'tidak' yakin sungguh, kepada siapa aku bertanya,
karena dari tiap-tiap penjawab, pastilah tidak mengungkapkan tentang 'kebenaran
penuh' tentang kabar dari wargo mulyo, syukur bila ada yang menjawab dengan
sungguh tentang seluk-beluk sesuatu yang ada di wargo mulyo; termasuk keadaan
tiap-tiap diri, tiap-tiap warga: apakah
warganya termasuk orang-orang yang mulya? atau sekedar manusia yang
menyinggahkan diri di desa yang di sebut wargo mulyo, lalu menjalin kehidupan,
dan interaksi dengan manusia lain, dan menerima gelombang waktu mengarahkan.
Saat zaman
ditaburi dengan gerakan, nasionalisme, maka desa wargo mulyo, mengikuti itu. Saat
zaman bergerak pada westernisasi, maka desa wargo mulyo, pun turut serta
mengikuti gerakan zaman, yang sekarang, banyak orang geger tentang sinyal, yang
tujuannya untuk lebih mudah menjalin hiperrealitas, yakni jalinan yang itu
lewat media; realitas mulai ditukar dengan realitas media. Maka jadilah,
orang-orang berkumpul pada ranah-ranah 'ide', sebab 'jalinan' media adalah
tentang 'peridean' dan realitas adalah sekedaran saja, baju penampakan yang itu
sekedar perbajuan, dan kecil sekali nilainya. Nilai, sebagaimana para filsuf
postmodern berkata, Nilai guna menjadi nilai tanda, atau nilai simbol. Itu
sebabnya, orang-orang lebih sibuk pada nilai-simbol, dan gaya dengan penampakan
demi penampakan; ah tapi apa perduliku dengan semua itu, toh zaman telah
berbicara seperti itu (zaman laksana punya bibir yang mampu bicara. haha),
pergerakan dari revolusi pertanian, lalu bergerak pada revolusi Industri, lalu
pada revolusi Internet (Atau revolusi teknologi), maka jadilah dunia seperti
sekarang ini, dan wargo mulyo terkena arus-arus global ini. Ah tapi apa
perduliku, zaman telah menjadi seperti itu. Termasuk desaku, ah desaku, sungguh
pengakuan yang aneh tatkala 'desa' yang itu berukuran luas lalu dengan mudah
kuaku: 'desaku'. memanngnya ini desaku saja: Ternyata, agak kunang ajar juga
perkataanku, yakni pengakuanku; walau sebenarnya aku hendak bertanya:
apa kabar
wargo mulyo? maksudku kabar tentang keagamanya, kabar tentang ekonominya, kabar
tentang keperkeluargaannya, kabar tentang manusia-manusiaanya, kabar
kejawaannya, kabar kepersawahannya, kabar kehajiannya: ah serakah sekali
pertanyaanku. Toh, siapa yang mampu menjawab itu dengan 'kebenaran sungguh'
atau, siapa yang mau repot-repot menguraikan tentang itu semua, apalagi
kepadaku, ah sebenarnya untuk apa aku mengetahui kabar dari wargo mulyo yang
itu adalah besar, yang faktanya, aku sendiri adalah bagian dari wargo mulyo.
Kataku:
Kabarku. Maksudku
kabar pemikiranku, baik. Kabar tentang agamaku, baik. Kabar tentang ekonomiku,
baik. Kabar tentang kemanusiaanku, baik. kabar tentang cintaku, baik. Kabar tentang
belajarku, baik. bukankah sekedar berkata 'baik' itu mudah, walau kenyataannya:
ah siapa yang benar-benar perduli tentang kenyataan yang sungguh yang dialami
individu-manusia? Karena saya berpikir, zaman sekarang, zaman trans-trans ini,
orang-orang sibuk memikirkan dirinya: kataku, mengapa aku tidak? Memang, siapa
yang benar-benar perduli kepadaku? Mengapa aku laksana mementingkan kepentingan
yang lain? Toh yang lain itu, membawahi oleh kepentingan individu-individu;
yang ditaburi dengan hasrat atas nama, hasrat kemanusiaan, hasrat pangkat, dan
serba-serbi nafsu lainnya. Mengapa tidak kugunakan nafsuku, toh kita sama-sama manusia; yang
dibekali nafsu dan hati. Ah, aku malah bercerita tentang diriku, padahal aku
ingin bertanya:
apa kabar
wargo mulyo?
2017
Belum ada Komentar untuk "Apa Kabar Wargomulyo?"
Posting Komentar