Bahagia Secara Materi dan Rohani




Kita (maksudku, akal dan tubuhku) penting meneguhkan sekali lagi tentang tujuan kita, yakni bahagia. sarat untuk bahagia, maka harus tercukupi secara materi dan rohani. Materi yang itu berkaitan dengan sesuatu yang menampakan, dan rohani adalah sesuatu yang itu tidak tertampakkan. Ringkasnya, materi tentag kebutuhan indrawi dan rohani tentang kebutuhan sesuatu yang itu berhubungan dengan prinsip atau ide, pikiran, maupun perasaan. Dan syarat utama untuk mendapatkan itu, maka kita penting menguhkan, menegaskan, memastikan tentang tujuan kita; yakni bahagia. dan syarat-syaratnya, adalah kecukupan tentang materi, dan yang paling diutamakan adalah kecukupan secara individu, sekali pun pembicaraan berkaitan dengan umum, namun ukuran bahagi adalah sangat subjektif. Itu sebabnya, berhubungan ketat dengan individu. 

Kekuatan individu sangat dianjurkan untuk dalam hal ini, sehingga si aku individu penting mempersiapkan diri untuk mencapai kedua hal tersebut, yang mana pada titik nilai materi adalah mencukupi kebutuhan pokok kemanusiaan, sementara ruhani, itulah yang menjadi pedoman dalam menjalin kehidupan.

Sehingga, kita, manusia nusantara, yang itu berstatuskan banyak tanah-tanah untuk digarap dan dicocok-tanami, penting mencintai kekayaan alam; dengan cara mengolahnya sambil berprinsip—memegang teguh, prinsip dari rohaninya—bahwa kehidupan, tentang materi, adalah kebutuhan kemanusiaan. 

Artinya, harus kembali kepada dasar-dasar prinsip kemanusiaan. kembali kepada tujuan manusia secara umum, yang itu dibalikkan kepada yang khusus; artinya, keumuman manusia namun memegang prinsip yang khusus, yakni prinsip bahwa kebutuhan manusia adalah sandang, pangan dan papan. Dan yang paling utama, bagiku, dan menurut analissiku adalah tentang pangan. Sebab tanpa dukungan hal tersebut, kehidupan terasa tidak memungkinkan. Karena pencenaan adalah proses pertumbuhan makhluk hidup.

Ringkas kata, untuk materi. Kita harus bekerja, jangan malas-malasan. Yakni tercukupi secara materi yang itu memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sekedar kebutuhan dasar manusia, tidak melampaui kebutuhan dasar manusia.

Selanjutnya, untuk memupuk rohani, maka pentingnya ilmu tentang rohani. Artinya, pentingnya guru untuk membimbing dan mengawasi pergerakan rohani; sebab pergerakan roh atau sesuatu di dalam diri manusia, sebagaimana kita alami, bukankan sesederhana apa yang kita pikirkan. Tidak seringkas apa-apa yang kita terka, di sana ada nafsu, ada hasrat, atau watak kebinatangan, watak persetanan serta watak kemalaikatan yang itu terkemas di dalam diri manusia. Itu sebabnya itu mengerti serta memahami hal tersebut, penting dukungan manusia. Bahasa ringkasnya, guru. Artinya, jangan lalai bahwa ‘men cari ilmu’ kewajiban yang terus menerus, tidak terbatas pada kelas-kelas formal, sebagaimana era seperti sekarang ini, yang seakan pengetahuan terbatas pada kelas formal, lalu lalai bahwa mengakaji harus terus menerus. Bahasa lainnya, kalau tidak diajari, maka harus mengajari, maka bersamaan dengan itu; proses ilmu akan tetap berlanjut. 

Jika ditanyakan, mengapa proses ilmu tetap berlanjut?

Jawabnya, karena zaman senantiasa memproses. Bahasa lainnya, perkembangan zaman. Maksud dari perkembangan zaman, adalah perkembangan ilmu-pengetahuan, yang menawarkan tetang upaya manusia untuk lebih mudah menjalani hidup.



Demikian.

Belum ada Komentar untuk " Bahagia Secara Materi dan Rohani"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel