Nasihat: ENGKAU MAMPU MENULIS, TULISKANLAH

Engkau mampu menulis, tuliskanlah pengetahuan yang datang kepadamu. Menulis sebagia ganti kata-kata, sebagai ganti pembicaraan, dengan begitu engkau tetap melatih dirimu berpengetahuan banyak. Kenalilah tujuan manusia mengetahui adalah untuk memahami kehidupan. Seringkas itu, Taufik. Kalau engkau telah memahami kehidupan, tentu hidupmu akan terasa ringan layaknya kapas. Digiring angin dan itulah yang disebut bahagia.

Segala hal yang menimpa tentang manusia adalah biasa.

Semua manusia menerima apa-apa yang ditimpakan manusia.

Segala manusia menerima perasaaan-perasaan kemanusiaan.

Manusia itu umum, taufik. Manusia itu seperti yang lainnya. Kamu pasti membutuhkan ruang untuk berkata-kata. Jawabku, berkatalah sewajarnya saja. menyapa atau menanyakan kabar. Berbicaralah tentang hal-hal yang mendasar tentang kehidupan. Jangan sampai kepada pemikiran. Kalau mau kea rah pemikiran. Tuangkan lewat kata-kata. Tuangkan lewat tulisan.

Dengan menulis engkau mampu menangkap pengetahuanmu.

Dengan menulis engkau mampu mengetahui pengetahuanmu.

Dengan menulis engkau mampu mengenangkan pengetahuanmu.

Dengan menulis engkau mampu melihat kekurangan pengetahuanmu.

Engkaulah tahu, mengapa ulama-ulama sering membuat kitab. Jawabnya, karena dengan membuat kitab, mereka melatih kemampuannya. Mereka mengeluarkan apa yang sesungguhnya dikeluarkan. Karena jangkauan realitas teramat kecil untuk menuangkan pengetahuan. Oleh karenanya merkea mengarang kitab.

Engkau pernah bertanya, mengapa banyak kitab-kitab tentang hadist, namun tata letaknya berbeda? Jawabnya, karena setiap individu itu mempunyai ukuran yang berbeda dan mempunyai sudut pandang yang berbeda. Mereka melatih dirinya untuk menghapalkan data-data. Untuk mengenang-kenangnya.

Kenalilah taufik, ulama dulu itu hebat-hebat karena mereka menulis hadist, ditulisnya. Ketahuilah proses menulis dan mengetik itu sedikit berbeda. Apalagi untuk orang-orang yang notabenenya bukan orang arab yanga menggunakan istilah arab. Tentu sedikit berbeda. Namun setidaknya begitulah prosesnya, yakni pentingnya menulis.

Kalau kau jenuh dengan aktifitas menulismu, maka membacalah.

Kalau kau jenuh dengan akttifitas membacamu, maka menulislah.

Begitulah dua hal yang senantiasa akrab, taufik. Ada menulis ada membaca.

Katamu bagaimana dengan era nabi Muhammad: beliau tidak bisa membaca? Jawabku, jangan artikan simple membaca adalah sekedar membaca teks. jangan. Membaca lingkungan adalah membaca, taufik. Membaca manusia adalah membaca, taufik. Jangan ringkaskan bahwa membaca adalah aktifitas tentang teks belaka. Jangan. Membaca itu luas, taufik. Luas.

Barulah kalau orientasi menulis adalah tentang teks. bersama dengan menulis, engkau mendapati teman: yakni pengetahuanmu, tentang pengetahuan yang telah engkau dapatkan, atau terkaan pengetahuan yang belum engakau dapat.

Bersama menulis engkau mengetahui kata-kata. Bahkan kelak, perlahan-lahan engkau bakal memahami setiap makna kata-kata.

Engkau telah menelusuri kata-kata. Engkau telah menelusuri jejak kata-kata. Begitulah taufik. Kata-kata adalah sangat penting buat manusia.

Jika kau berkata, seberapa pentingkah menulis? Bagi dirimu, jawabku, sangat penting. Karena kamu mempunyai daya untuk hal itu, mengapa tidak engkau pentingkan.

Jika bagi orang lain, menulis itu tidak begitu penting? Karena menulis adalah aktifitas untuk pelengkap kehidupan.

Benar. Menulis adalah aktifitas pelengkap kehidupan. Yang darinya adalah bakal menyempurnakan kehidupan itu sendiri. Menulis bukanlah prioritas, yang paling prioritas adalah kehidupannya, Taufik.

Yang pasti, engkau harus mengamati hal-hal itu, tentang prioritas. Oleh karenanya, kenalilah dirimu. Namun engkau kenal dirimu, maka tuliskanlah.

Selamat berjuang…

Belum ada Komentar untuk " Nasihat: ENGKAU MAMPU MENULIS, TULISKANLAH "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel