Tentang Praktek Pemikiran


Tidak semudah praktek pemikiran. Manusia berpikir, itu wajar, namun tatkala praktek berpikir dan itu berjajaran dengan pengetahuan, maka tidak kan mudah. Karena hidup telah kemasukan data-pengetahuan sebelumnya, malah menjadi sebuah system pengetahuan sebelumnya. Kemudian ditambah lagi dengan pengetahuan yang diberikan.

Jadilah system pengetahuan di dalam diri, terasa sangat ditekankan untuk mengingat dat-data yang telah diketahui sebelumnya.

Kemarin belum sempurna, sekarang harus mengoreksi tentang ketidak-sempurnaan itu, tujuannya untuk mencapai pemikiran yang sempurna.

Saya diajari olah-pikir melalui dialog, selanjutnya setelah berdialog, saya terngiang-ngian dan itu menajdi sebeuh landasan tentang pengetahuan. Saya berusaha mencari tahu tentang diaog tersebut. Saya memetak-petakan menjadi:

Apa yang dibicarakan.

Tema apa yang dibicarakan

Hal-hal apa yang dibicarakan.

Praktek pemikiran lakasana sesuatu yang tidak berguna, karena itu terekam di dalam diri, dan manusia sangat wajar menjalani prakter berpikir. Sekali pun tidak diajari maka telah menggunakan daya untuk praktek berpikir.

Dan saya ditawarkan tentang pemikiran universal, sesungguhnya tidak sangat universal, namun lebih ditekankan untuk memikirkan tentang aku-ego, dan pegnetahuan-pengetahuan yang menyerap , datang, kepada diriku. Hingga kemudian, saya terhasratkan ingin mencari aku-individu.

Siapa aku? Aku rupanya suatu kalimat yang hebat dalam konteks pemikiran. Semakin aku dicari, menjelma aku-aku yang lain, menjadi tempat-tempat yagn lain.

Proses praktek pemikiran tidak mudah. Karena kita bakal masuk di dunia yang luasnya, mampu menjangkau seluruh dunia, bahkan seluruh semesta, kalau kita mempunyai landasan kuat terhadap kemsemestaan, namun hal itu akan kembali kepada hal yang sederhana:

Aku-individu.

Terlebih lagi, setelah saya mengkaji filsafat, yang pikiran saya lebih cenderung membaca tentang filsafat barat, dimana filsafat barat terkenal dengan penggunaan terhadap rasio yang kemudian dari itu terjadilah kemajuan sains, pemikiran saya, tentang sesuatu yang disebut keislaman. Praktek-praktek islam. seringkali dibarengi dengan olah-pikir yang dahsyat.

Sebagaimana kita ketahui, syaarat berpikir filsafat adalh sistematis, universal dan logika dan rasio: dan itu harus dibuktikan secara ilmiah—kecendengan abad modern selalu menekankan terhadap sesuatu yang dapat dibuktikan.

Oleh karenan itu, peribadahanku membutuhkan data-data yang penting di ilmiahkan. Shalat menjadi shalatnya keilmiahan, itulah shalatnya pelajar. Harusnya.

Harusnya pelajar berpikir keras terahdap ibdahnya.

Harusnye pelajar berpikir kencang tentang hafalan pengetahuan islam.

Harusnya pelajar, mengetahui apa yang dikerjakan.

Jika pelajar sibuk dengan system pengetahuan, tentu ranah-ranah pemikiran adalah sekedar ranah-ranah pemikiran, untuk melengkapi sesuatu tentang hal-hal praktek. Ranah pemikiran adalah landasan bagi ranah praktek. Dan ranah praktek, harusnya, menjadi ajang untuk berpikir.

Pelajar harusnya mempunyai gariah terhadap hal itu.

Pelajar harusnya kental dengan nuasa berpikir.

Dan yang lain-lain, semisal pengajian masyarakat, adalah hiburan terhadap apa-apa yang mereka cari selama ini. Penghlihatan orang-orang yang bodoh keagamaan, adalah proses berpikir untuk membenarkan atau megnuatkan dalil kepad adiri sendiri, tanpa menghardik orang bodoh. Sebab alasan orang bodoh adalah mereka kurang suka untuk lebih lama, tenggeam dalam dunia pemikiran. Terlenih lagi, bagi kaum mayoratas muslim di Indonesia: maka berpikir, merupakan hal yang melingkar-lingkar, oleh karenanya, pemberitahu, harus mampu menempatkan pembicaraannya, karena pemberitahu sadar terhadap lingkungan yang dihadapi.

2016

Belum ada Komentar untuk " Tentang Praktek Pemikiran "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel