Nasihat: TENTANG SEJARAH PENDAPATAN-PENGETAHUAN ISLAM

Gambar dari thegaulx.blogspot.com

Kenanglah Taufik, sejarah Kanjeng Nabi, orang-orang yang hidup di zaman kanjeng nabi. Orang-orang yang hidup di zaman kanjeng nabi, tatkala ia telah mengucapkan syahadatain, maka mereka menjadi islam. Sesimpel itu. selanjutnya, pengetahuan islam diajarkan oleh ruang-ruang dengan alasan utama: Allah.

Kata itu, kalau direnungkan lebih dalam, tentu menjadi kunci pokok tentang ajaran ini, dan untuk mempermudah ajaran ini, maka harus melalui Kanjeng Nabi.

Namun, orang-orang yang hidup di zaman itu, tetaplah hidup sebagaimana mestinya.

Anggaplah di desamu ada kiai kan? Anggaplah dia layaknya nabi. Apakah setiap orang akan datang kepada kiai itu dan bertanya ini-itu dan minta ajarkan sesuatu tentang islam? Kenanglah hadist-hadist yang telah engkau pelajari.

Bahwasanya hadist-hadist adakalanya interaksi manusia lain dengan kanjeng nabi. Kenanglah saat nabi dan para shabatnya duduk, lalu ada seorang yang datang dan bertanya tentang islam. Singkat kata, dia adalah malaikat. Tujuan dia datang adalah mengajarkan. Ituloh ilmu.

Serangkaian-serangkaian itu, yang sesungguhnya ingin saya kabarkan. Ilmu itu berjalan, Taufik. Tidak berlari, tapi berjalan. Tidak cepat, tidak juga lambat. Sedang.

Tatkala keimanan seseorang bertambah kuat, dan benar-benar meyakini bahwasanya: tidak ada tuhan selain allah. Pastilah mereka akan mengerti tentang esensi hidup yang sesungguhnya, dan mengatakan: memang begitulah takdir yang allah berikan. Manusia hanya mampu berusaha.

Percayalah dengan hal itu. jangan muluk-muluk terhadap agama. Apalagi menjadi pahlawan keagamaan. Jadilah pahlawan keagamaan untuk dirimu sendiri. jalanilah hal-hal yang baik tentang agama, menurut kemampuanmu. Kenanglah orang-orang zaman nabi, yang tidak cerdas akalnya, yang tidak cepat menangkap hafalan.

Jadilah orang-orang yang tidak kuat hafalannya, ini sebagai umpama, bukankah engkau sejauh ini tidak kuat hapalannya? Bahkan al-quran pun belum mampu engkau hapal. Anggaplah dirimu bukanlah orang-orang hafidz di zaman Kanjeng Nabi. Namun menjadi prajurit yang setia untuk Kanjeng Nabi. Yang mengikuti apa-apa yang diperintahkan Kanjeng Nabi.

Sekarang memang tidak ada Nabi. Namun banyak orang yang meniru-tiru akhlak Kanjeng Nabi. Ikutilah dia sebagai panutan. Kalau kau melihat dia tidak cocok denganmu, carilah yang cocok, pasti kamu ketemu yang cocok. Ingatlah sabda Kanjeng Nabi, yang umatnya bakal terbagi menjadi 73 golongan. Itu wajar. Itu ucapan Kanjeng Nabi. Oleh karenanya, ikutilah yang menjadi cocok buatmu. Jangan persoalkan lebih lanjut tentang eksistensi beragama, namun persoalkanlah lebih lanjut tentang jangkar-keimananmu. Senantiasalah genggam keimananmu, bahwa: tiada tuhan selain Allah dan kanjeng nabi sebagia utusan Allah.

Kalau pengetahuamu kurang terhadap ilmu-ilmu tentang hal itu, kenanglah, bahwa kamu adalah prajurit diantara masa Kanjeng Nabi, yang mendukung kanjeng nabi. Kamu adalah petani, dimasa kanjeng nabi, yang kurang mempunyai waktu untuk mengikuti pengajian-pengajian Kanjeng Nabi, namun engkau memberi shodaqoh untuk keperluan pengajian Kanjeng Nabi. Pemberianmu itu adalah tanda cintamu kepada Allah melalui perantara Kanjeng Nabi.

Karena kamu tidak punya waktu untuk melingkar, maka yang engkau bisa adalah melakukan apa yang engkau bisa.

Pendek kata, jangan payahkan dirimu terhadap pendapatan-pengetahuan keislaman. Ringankanlah agama buat dirimu. sungguh, kalau kau memberatkan tentang agama dari dalam-dirimu, agama akan menjadi sangat berat. Berat sekali. Karena agama telah melalui sistem-sistem keagamaan.

Sekarang ajaran agama menjadi sesuatu yang sukar, kenalilah, sebenarnya, kesukaran itu adalah rincian tentang agama islam yang simpel itu. Karena untuk mengkaji yang simpel tidak mudah, maka orang-orang, kamu muslimin, mengurai-uraikan. Terlebih lagi, kenalilah, bahwa kitab-kitab, atau teks-teks yang ada tentang keislaman, adakalanya, ditunjukan untuk dirinya sendiri. Memang teks kitab, ajaran kitab untuk orang lain, namun seringkali, ajaran kitab-kitab ditulis untuk menguji hafalannya tentang pengetahuan islam.

Saya sarankan, tetaplah menulis tentang pengetahuan-pengalaman keislamanmu. Dengan itu, engkau semakin memahami tentang ukuran pengetahuanmu, dan lidahmu berkata:

“Oh betapa aku merasa bodoh dalam hal keilmuan. Betapa banyak ilmu-ilmu yang bertebaran. Dan aku adalah secuil pengetahuan.”

Jawabku, “Saat kau mengakui kebodohanmu. Maka belajarlah. Itulah tujuanya kamu mengetahui tentang pendapatan pengetahuanmu. Kalau engkau tidak mengakui kebodohanmu, bukankah engkau tidak akan belajar.”

Terakhir, jangan beratkan tentang pendapatan-pengetahuan islam. Anggaplah dirimu seperti prajurit di zaman Kanjeng Nabi. Jangan katakan ‘sekedar prajurit’: kenalilah, tatkala kamu menjadi prajurit di zaman Kanjeng Nabi, tentu kamu akan bertemu dengan orang-orang hebat yang ada disekililing Kanjeng Nabi. Atau bisa jadi, engkau bisa berjumpa dengan Kanjeng Nabi dan mengatakan, “Tunjukanlah cara bagaimana saya mampu mencintai Allah?”

Jawabnya, “Kalau kamu mencintai Allah, ikutilah aku.”

Pendek kata, jangan remehkan istilah ‘Prajurit di masa Kanjeng Nabi’

Laksanakanlah...

Belum ada Komentar untuk "Nasihat: TENTANG SEJARAH PENDAPATAN-PENGETAHUAN ISLAM "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel