Nasihat: Tentang Pengetahuan Era Internet Zaman Postmodern
Rabu, 14 Desember 2016
Tambah Komentar
Pak, bagaimana pendapatmu tentang era intenet? Proses pengetahuan lewat internet? Status pengetahuan lewat internet? Zaman-zaman berlalu lintas era internet! Sungguh! Aku ingin mendengar bagaimana pendapatmu tentang hal itu. Saya mungkin resah, tapi melihat keadaan seperti ini: saya berpikir, kenapa saya harus. Namun, saya membutuhkan jawaban, membutuhkan bagaimana pendapatmu. Berilah penerangan tentang hal ini?
**
Taufik, engkau telah membaca tentang hipperrealitas. Engkau telah membaca tentang bagaimana kebudayaan eropa. Itulah ukurannya, Taufik. Itulah ukuran untuk kemumanan, Taufik. Itulah ukuran secara umum. Tancapkan dalam pikiranmu, zaman postmodern adalah kritik kebudayaan zaman modern.
Pegang pengertian itu. Maka engkau akan dengan mudah menyikapi tentang dunia-ini.
Jangan diresahkan. Jangan dipusingkan. Nikmatilah pengetahuan yang melesat dalam dirimu. Nikmatlah apa-apa yang terjadi denganmu. Zaman memang telah begitu: orang-orang mencari pengetahuan lewat intenternet, mereka bermodalkan Gadget dan kuota.
Mereka bisa bertanya tatkala mau bertanya. Banyak orang yang cerdas untuk saat ini, janganlah khawatir. Segala resah yang ada pada dirimu ada jawabnya pada internet. Segala galau yang ada pada dirimu ada jawabnya pada internet.
Bukankah yang kau galaukan, yang kau resahkan, yang kau bingungkan adalah tentang keilmuan. Tentang bagaimana upaya orang-orang untuk cerdas. Dan kau posisikan dirimu menjadi orang yang menggurui.
Lupakanlah hal itu. Lupakanlah. Tetaplah konsentrasi dengan hatimu. Tetaplah konsentrasi dengan ketenangan jiwamu.
Jangan mudah tertipu dengan kecanggihan pengetahuan-modern. Kenalilah pengetahuan sekarang itu, telah mewabah, bahwa ukurannya objektif, dan era-posmodern pun bakal mempertanyakan keobjektifannya.
Dulu, mungkin sekedar tasawuf yang dipertanyakan objektifannya. Karena object tasawuf adalah subjektif. Maka jawabannya adalah objektif. Namun sekarang, kau lihat sendiri, bahwa objetif-nilai para mahasiswa pun tidak sepenuhnya dimiliki oleh mahasiswa.
Dan ingatlah, apa yang kau proteskan selama ini: kau merasa protes dengan pernyataan seperti ini:
Tatkala melihat raport-raport. Saya melihat nilai mereka bagus. Saya berpikir, bahwa mereka menguasai pengetahuan yang telah ternilai itu. Kemudian saya tanyakan kepada mereka, tentang pengetahuan yang telah ternilai tersebut. Hasilnya, oh jauh dari penilaian saya sementara. Sangat jauh. Sangat jauh.
Katanya, “Lha bagaimana, Mas. Saya di nilai kok. Itu pemberian, Mas. Bagaimana saya menolak, dan sekali pun kalau menolak, maka saya termasuk orang yang bodoh. Toh tujuan saya kuliah adalah untuk mendapatkan nilai itu. dengan nilai, kelak, saya bisa bekerja, atau melamar ke instansi-instansi. Bukankah sekarang membutuhkan itu? kalau tidak punya ijazah, maka repotkan.”
Begitulah Taufik, sekarang pun ijazah pun, nilainya tidak sempurna. Namun kalau tidak punya ijazah juga repot. Sebab giringan zaman menjadikan seperti itu. kalau kamu menolak zaman—kamu sering menentang hal ini. kau kutuk zaman. Sebenarnya kau mengutuk dirimu. Kau menghukum dirimu, sendiri—maka dirimu, tubuhmu, yang akan didera oleh zaman. Sehingga, kelak, bisa jadi kamu mengkalim: zaman itu kejam.
Jawabku, “Tidak. Zaman tidak kejam. Yang kejam adalah bahwa individu mengklaim kejam.”
Kalau kita pandai, maka dunia akan terasa indah.
Katamu, “Apa itu pandai?”
Jawabku, “Kalau kamu bisa membaca, memahami tentang alur kehidupan.”
Dan status pengetahuan era internet:
Nikmatilah, jangan dipayah-payahkan. Namun sadarilah, persoalan itu bukan sekedar lewat otak, namun terselip dalam hati. Oleh karenanya, tenangkanlah hatimu. Tenangkanlah dirimu. Dan nikmatilah dunia yang telah menampakkan diri. Kalau dunia bertambah kacau, biar. Ingatlah, ada Allah yang mengatur semuanya. Ada Allah yang menguasai segala-Nya.
2016
Belum ada Komentar untuk " Nasihat: Tentang Pengetahuan Era Internet Zaman Postmodern "
Posting Komentar