Nasihat: Tentang Acara Inti dan Embel-embel yang Menyertainya


Taufik, kamu harus menyadari hal ini—bagaimana sesungguhnya inti dari acara?—tatkala kamu sadar akan hal itu, maka yang lain adalah embel-embel tentang inti tersebut. Nah, didalam inti, nantinya terselipi inti lagi, namun tetap ketahuilah inti itu adalah titik besar tema tersebut. Tatkala mereka menjelaskan, maka sesungguhnya mereka menguraikan tentang garis besar tema tersebut.

Pahamilah kalimat itu baik-baik. Pahamilah.

Tatkala belum sampai pada acara ini, maka yang lain adalah embel-embel untuk acara inti. Hal ini bisa kau terapkan dimana-pun pada acara apa-pun: setiap apa-pun pasti mempunyai acara inti. Mempunyai embel-embel guna pelengkapan keintian.

Al-quran itu intinya apa? 

Kau harus tangkap hal tersebut. Inti dari Al-Quran adalah percaya kepada Allah, menujukan bahwa Allah itu satu. Allah itu esa. Allah itu, tiada tuhan selain Allah. Seringkas itu.

Jangan sulitkan makna tersebut. Jangan dipayah-payahkan tentang makna tersebut. Keberadaan ayat-ayat yang lain adalah menujukan atau menjelaskan keintian tersebut. 

Mengkaji hadist. Mengkaji ilmu kalam. Mengaji bahasa arab. Mengaji mantiq. Mengaji fikih. Mengaji al-qur’an. Mengaji tasawuf. Mengaji akhlak. Dan mengaji-mengaji yang lain adalah embel-embel untuk mendapatkan inti tersebut.

Tatkala pengetahuanmu telah mencapai inti, maka yang kau sampaikan tentu uraian keintian. Karena keluasan uraiannya itu luas, maka kamu harus memetak-petakan tentang uraianmu. Petakanmu itu masuk kepada ranah apa. Sehingga kemudian, orang menyebutmu adalah ahli dalam hal itu. 

Oleh karenanya, yang lain juga penguarainnya tentang detail-detail petakan yang lain. Namun intinya sama: guna percaya kepada Allah. Kalau kau percaya kepada allah dan memegang itu, maka tentu hidupmu akan tenang seperti para Kiai-kiai. Kiai-kiai percaya, bahwa allah adalah rajanya para raja-raja: pemilik alam semesta; semua adalah kuasa-Nya, kenapa kiai harus resah terhadap semua-semuanya? Apalagi terhadap sesuatu yang berada di dunia? Tentang sesuatu yang bersinggah di dunia! Itulah prinsip kiai. Mereka telah mendapatkan intinya. 

Saya harap, kamu sekali lagi, lebih kuat, menancapkan keintian tersebut. Dengan keintian tersebut, maka carilah ilmu untuk menguatkan keintian tersebut: ilmu kalam membicarakan tentang dalil rasional bagaimana tentang Tuhan yang bersumber dari al-quran dan hadist. Ilmu Filsafat membicarakan penguatan tentang dalil rasional bagaimana tentang Tuhan yang bersumber dari logika dan nalar. Sementara ilmu tasawuf membicarakan tentang tuhan dengan dalil perasaan individu manusia. 

Semuanya itu perlu. Perlu kau tangkap. Guna menguatkan tentang keintianmu itu.

Tangkaplah keintian dimana pun kau berada.

Apa inti dari filsafat? Tangkaplah.

Apa inti dari seni? Tangkaplah.

Apa inti dari hidup? Tangkaplah.

Apa inti dari pengajian? Tangkaplah.

Apa inti dari tulisan? Tangkaplah.

Dengan begitu, hidupmu akan mudah. Tidak akan mudah terjebak pada embel-embel yang mengeruhi tentang keintian. Jika kamu masih juga terpengaruh, wajar, namun tangkaplah inti. Cobalah dilatih, tangkaplah ini dengan cara: percaya kepada Allah, bahwa semua adalah milik-Nya.

Untuk menguatkan itu, maka kamu penting belajar, tentang ke-Allah-an. Pendek kata, tangkaplah tentang keintiannya: dan mengkajian yang lain adalah untuk melengkapi keintiannya. Apakah hal itu mudah? Insyaallah mudah. Namun membutuhkan waktu untuk mendapatkan itu. 


Selamat mempertahankan…

Belum ada Komentar untuk "Nasihat: Tentang Acara Inti dan Embel-embel yang Menyertainya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel