Nasihat: Jalankanlah Pengetahuan Keislamanmu


Taufik, engkau telah mengetahui pengetahuan islam, jalankanlah, bergeraklah, tunaikanlah pengetahuan-pengetahuan yang engkau miliki, bila perlu setiap hari engkau menyantolkan pena dan membawa kertas. Tulislah pengetahuan-pengetahuanmu setiap hari. Buatlah laporan tentang pengetahuanmu. Tujuannya, supaya engkau mengetahui dan kelak engkau akan memahami tentang keislaman.

Jangan dulu tertarik dengan pemahaman, namun lihatlah penampakan-penampakan itu, buatlah dirimu mengerti tentang strutur pengetahuan islam dan engkau mengerti itu, artinya, engkau hapal dengan pengetahuanmu itu. Sibukkanlah dirimu dengan itu, tatkala menyebutkan keislaman: pentingkanlah tentang pengetahuan keislamanmu.

Sadarilah, bahwa pengetahuan keislamanmu telah banyak. Hanya saja, engkau tidak pernah mengilmiahkan pengetahuanmu. Ilmiahkan pengetahuanmu, taufik. Caranya, tulislah aktifitas-aktifitas keislamanmu. Gunakanlah metode fenomenologi edmun husserl. Atau gaya penelitian ilmiah:

Apa-apa yang engkau baca tatkala melakukan shalat.

Apa saja yang engkau lakukan terhadap gerak-gerik shalat.

Selanjutnya, dicarilah mengapa engkau melakukan bacan itu.

Carilah referensi dalil al-quran dan referensi hadistnya.

Begitulah aktifitas-aktifitas yang lain. Sibukkan dirimu di dalam pengetahuan. Lebih dalam. Lebih lama. Lebih teliti. Kenalilah, apa-apa yang kau kerjakan dengan referensi keislaman:

Bagaimana caramu berwudhu!

Mengapa kamu berwudhu seperti itu.

Carilah referensi dalil al-quran dan referensi hadisnya.

Begitulah, apa-apa saja, tatkala kamu bersilaturahim, tatkala kamu diam, tatkala kamu tidur, melihat matahari, melihat lingkungan, bertemu teman, bertemu orang-tua, bertemu guru, bagaimana mengaji, bagaiman aktifitas harianmu. Tuliskanlah hal-hal tentang keislamanmu.

Ketahuilah, engkau telah banyak melakukan aktifitas keislaman, hanya saja engkau tidak menyadarinya. Hanya saja, engkau tidak memahaminya.

Kenalilah, aktifitas ilmu-keislaman itu adalah aktifitas yang sarat realistis. Sangat realistis. Sangat terang-terangan. Dilakukan orang-orang. Lihatlah orang-orang tatkala shalat jamaah, pada waktunya shalat, mereka semua adalah aktifitas keislaman.

Lihatlah kelumat-kelumit bibir mereka, itu juga aktifitas keislaman yang berupa dzikir-dzikir ala keislaman. Dan engkau juga telah mengetahui, bahwasanya doa-doa yang diajarkan Kanjeng Nabi itu banyak: maka jalankanlah apa-apa yang engkau ketahui, dan tuliskanlah pengetahuanmu tentang itu.

Kalau kamu merasa keberatan. Kalau dirimu merasa berat dengan aktifitas itu. istirahatlah. Ingatlah tatkala kamu mendaki gunung, itulah gambaran keduniaan: berjalan terus, kalau lelah istirahat, lalu melanjutkan lagi perjalanan, hingga akhirnya, tatkala kamu sampai puncak, kamu lega, dan nanti harus turun kembali. Begitulah, taufik. Kalau kamu lelah, istirahatlah, kalau sudah siap, lanjutkan. Jangan diberat-beratkan tentang agama, jangan.

Kenalilah, kau kamu telah menganggap bahwa agama itu berat, maka itu akan memperanguhi kejiwaanmu, maka itu akan mensugesti akalmu, dan mengatakan: agama itu berat, berat dan berat.

Jawabku, maka janganlah kau anggap agama itu berat. Namun jalankanlah apa-apa yang kau ketahui. Namun percayalah bahwa ilmu agama itul luas. Bukankah itu yang menganggu pemikiranmu sehingga engaku mengatakan bahwa agama itu berat, padahal yang teringiang dalam pikiranmu adalah bahwa agama itu ilmunya luas.

Bedakanlah antara keluasan ilmu dan beban yang berat. Pertanyaannya, apakah agama itu adalah beban? Dan mengapa harus dikatakan beban: apakah karena mengikatkan kemanusiaanmu, yang dituntut untuk ibadah yang terus menerus, dan membatasi kemanusiaan tentang keburukan? Sadarilah, agama itu mengajarkan untuk memanusiakan kemanusiaan, mengajarkan tentang kebaikan. Agama itu untuk manusia, supaya manusia tidak liar kayaknya binatang, manusia yang menyayangi satu sama lain, sehingga diadakan tentang berjamaah.

Kalau kamu telah mengetahui tujuan Allah terhadap apa-apa yang Dia ciptakan. Tentu kamu akan mudah menerima tentang apa-apa yang Dia ciptakan.

Terlebih lagi, tatkala kamu semakin luas terhadap ilmu-agama, tentu kamu akan menyadari tentang kalimat ini: shalat itu kewajiban. Karena itu memang harus wajib dilakukan. Itu wajib saya lakukan, bukan karena paksaan atau tekanan manusia lainnya. Saya beribadah karena saya terwajibkan untuk ibadah.

Begitulah taufik, namun sekarang, nikmatilah keislamanmu, jalanilah tentang keislamanmu, tuliskanlah pengetahuan-pengetahuanmu. Latihlah dirimu lebih dalam tentang agama. saya sarankan ini, supaya engkau lebih mudah menjalani hidup. Tujuannya, lagi adalah demi kepentinganmu, taufik. Dan saya sekedar menyampaikan, sekedar memberitahu.

Begitulah...

Belum ada Komentar untuk "Nasihat: Jalankanlah Pengetahuan Keislamanmu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel