Nasihat: Zaman Hipperealitas, Jangan Khawatir



Jalinan interaksi melalui jaringan, internetwork, janganlah gentar terhadap itu, Taufik. Karena memang sekarang zamannya. Ambillah kemudahannya, kita tidak bisa mengulur waktu. Kenanglah manusia, lewat strukturalis: sering juga dikatakan revolusi dibagi menjadi tiga:

Pertama, revolusi petani, orang-orang yang dahulu berpindah-pindah tempat, sekarang mulai menetap, dan mengolah lahannya, demi mencukupi kebutuhannya. Tatkala manusia telah menetap, kemudian mereka berjuang dengan ketetapannya, lalu hidup mempunyai serangkaian keindahan –lihatlah kajian estetika, tentang keindahan, tentang seni—manusia berusaha menetapkan aturan demi aturan. Manusia membuat pakaian demi pakaian, makanan, dan tempat-tinggal. Manusia memperhias tentang kemanusiaannya. Manusia mempunyai ketetapan-ketetapan yang lain, selanjutnya sebutlah itu dengan hukum. Nah, hukum itu bisa juga mengarah kepada hukum adat, hukum kebiasaan orang yang menetap, hukum adat digunakan untuk kemaslahatan manusia. Begitu. Lamat-lamat dengan berjalanannya, waktu, karena ada sebagian manusia yang menetap, dan kerjaannya berpikir, maka manusia-itu mendayakan logikanya, lalu menemukan sesuatu. Dan itu masuk para revolusi kedua,

Revolusi Industri, tujuan revolusi industri itu berguna untuk mempermudah manusia. Manusia bergembira. Merayakan temuan-temuan yang mempermudah alur-kehidupan. Maka, manusia mempertahankan temuan tersebut, yang kemudian temuan tersebut bertambah-pesat. Karena manusia mempelajari bagiamana temuan industri itu, dari temuan industri yang awal, manusia mengembangkan, memekarkan, tujuannya tentu, lebih mempermudah kehidupan, tujuannya lebih memanusiawikan manusia. Supaya tidak repot-repot kalau bekerja.

Revolusi industri ini tentu berangkatnya dari logika, pengganggas utama tentang kelogikaan, kenanglah zaman dimana Galileo Galile di hukum, itu adalah semakin maraknya tentang revolusi industri. Namun lihat juga proses kebelakang, yakni, zaman sebelum Galileo Galile tentu, yakni telah terjadi, upaya-upaya untuk menjadi ilmiah. Kenanglah zaman aristoteles, yang membedakan kategori dan menemukan logika. Itu temuan penting. Pendek kata, sains, pengetahuan, mulai berjalan, sampai pada akhirnya, bertemulah dengan orang-orang yang menyebutkan Bapak Filsafat, Rene Descartes, yakni penguatan kepada logika. Dengan itu, maka semakin melejitlah sains. Efek dari melejitnya sains, maka jadilah, zaman ketiga, yakni revolusi teknologi

Revolusi Teknologi, terjadi karena ada kajian-kajian keilmiahan, mereka mengkaji tentang temuan-temuan yang telah ada. Mereka berusaha mempermudahkan sesuatu dengan alasan kemanusiaan: cobalah diperhatikan, kegunaan teknologi, pastilah berguna untuk kelangsungan hidup manusia. Handphone, berguna untuk mendekatkan komunikasi dari jarak yang jauh, dan itu ukurannya ilmiah. Yakni kebenaran ilmiah. Mobil, adalah pengganti hewan-hewan, yang mempunyai kecepatan dan bisa diatur kecepatannya; namun mobil pun tetap meniru dokar, atau alat-pengangut zaman dahalu, hanya digunakan melalui mesin, dan proses mesin tidak sekedar proses mesin belaka, namun ada alat-alat yang lain, dibalik mesin. Orang-orang yang kurang paham tentang hal ini, mungkin akan mengatakan: yang paling utama dari mesin adalah bensin, besin layaknya darah. Besin layaknya jiwanya. Ketahuilah, bukan, bensin adalah perantara sementara mesin bisa bekerja. Dibalik bensin ada alat-alat lain yang saling menyempurnakan, tatkala salah-satu alat dalam mesin hilang, maka mesin tidak ada. Ingatlah itu. Tentang permesinan. Kedalaman mesin. Bukan luarnya mesin. Luarnya mesin adalah baju; adalah pakaian. Adalah seperangkat untuk menghibur mata. Esensinya tetap ada pada kedalaman mesin. Dan orang-orang gembira dengan kedatangan mobil. Orang-orang merayakan.

Mari bicarakan zamannya teknologi, yang lebih masuk ke ranah hipperrealitas. Alat transportasi adlaah alat yang menjangkau tempat ke tempat lain. Alat komunikasi, inilah yang kau resahkan dengan hiperrealitas, yakni, zaman komunikasi dari tempat ke tempat lain.

Sesungguhnya, apa yang menjadikanmu resah. Apakah engkau resah karena salah-guna orang berkomunikasi? Apakah engkau resah karena dengan maraknya komunikasi-jaringan itu akan menambahkan kehancuran umat muslim? Apakah dengan itu engkau melihat bahwa anak-anak muslim mulai enggan mengaji dan lebih sibuk dengan dunia-maya? Interaksi melalui jaringan. Interaksi melalui internet. Interaksi didalam dinteraksi. Apakah dengan itu, engkau khawatir bahwa anak-anak akan melihat sesuatu yang orang-tua tidak menghendaki untuk melihat?

Apakah engkau khawatir bahwa umat-islam akan menuai kehancuran? Apakah yang paling engkau khawatirkan bahwa umat-islam akan hancur? Pahamilah taufik, apakah kamu percaya kepada Allah? Allah itu kuat. Allah itu hebat. Allah itu yang mempunyai rencana yang kokoh. Jangan-jangan tatkala kamu khawatir, berarti rasa imanmu luntur, digoda oleh kemilaunya dunia. Digoda oleh nafsu dirimu, nafsu pengetahuanmu.

Kalau kau percaya kepada Allah? Tenanglah. Jangan resahkan apakah umat-islam hancur! Jangan resahkan anak-anak kaum muslim, hancur! Jangan resahkan akhlak anak-muslim porak-poranda. Namun, resahkan keimananmu, resahkanlah bagiamana kau berpikir tentang allah: itu yang penting kamu resahkan. Dirimu. bukan orang lain, yakni dirimu.

Terimalah dunia yang memang telah begini. Terimalah dunia yang telah menjadi seperti ini. Dunia memang ajangnya kehidupan yang bersarat akan akal, sebab akal digunakan untuk itu. Jangan sangkal dengan hal itu, Taufik. Janganlah menilai kehidupan dari sudut pandang yang sempit, tengoklah sejarah. Tengoklah. Kenalilah Al-quran, pahamilah.

Saat kau tambah mencintai Kitab Allah, engkau bisa-bisa masuk ke dalamnya, engkau harus mempelajari semua yang ada didalamnya, seperangkatnya, dan sejarah-sejarahnya, dan waktumu akan terbuang oleh pencarian pengetahuan tentang hal itu: dan teknologi adalah alat untuk mencari itu. interaksi digunakan untuk mempermudahkan apa yang ingin engkau capai. Sementara kahidupan, jalinan masyarakat, adalah penompang tentang apa yang ingin engkau capai.

Sekarang, konsentrasikanlah terhadap pelajaranmu. Konsentrasikanlah. Kejarlah apa yang sesungguhnya, benar-benar ingin engkau capai. Jangan takut! Jangan resah, diklaim ini-itu. itu wajar. Inilah kehidupan. Raihlah apa yang ingin engkau raih, ingatlah, allah adalah rajanya semesta.

Laksanalah...

Belum ada Komentar untuk " Nasihat: Zaman Hipperealitas, Jangan Khawatir"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel