Nasihat:Tentang Islam di Indonesia
Senin, 19 Desember 2016
Tambah Komentar
Kamu bertanya padaku, bagaimana tentang umat islam di Indonesia? Jawabku, tentu aku tidak tahu bagaimana maksud dari pertanyaanmu. Aku tidak begitu jelas dengan pertanyaanmu.
Islam Indonesia adalah islam yang bukan di Negara selain Indonesia. Sesimpel itu jawabnya. Sebabnya kenapa, tatkala kamu mulai membandingkan islam Indonesia dengan Negara lain, pasti bakal menemukan perbedaannya dan banyak perbedaannya. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Jawabannya Taufik. Tentang sosial.
Itu penting. Sebelum mendeklarasikan islam Indonesia, maka orang-orang harus mengerti tentang keadaan sosial, mengapa orang-orang bisa masuk islam, mengapa islam menjadi komunitas terbesar di Indonesia, mengapa banyak orang lebih memilih islam, bagiamana para penyampai sehingga mampu mengislamkan manusia indonesia.
Selanjutlah, lihatlah sejarahnya, Taufik. Itu penting.
Dulu sebelum adanya islam, manusia Indonesia banyak yang mempercayai agama hindu dan agama budha. Mengapa hal itu banyak terjadi, taufik? Aku yakin kamu mempunyai jawaban. Karena agama itu cocok dengan adat-istiadat manusia Indonesia. Engkau telah membaca sekilas tentang agama hindu dan juga agama budha: dan kamu menangkap tentang hal-mistik. Itu sama dengan manusia Indonesia pada umumnya, Taufik.
Manusia Indonesia pada umumnya adalah kaum pekerja, ini penting diingat. Pekerja secara olahan tanah, ini juga penting diingat.
Manusia Indonesia mampu mencukupi secara materi, ini pasti, karena manusia indonesi mengolah tanahnya. Sampai sekarang, kamu masih bisa melihat kok bahwasanya manusia Indonesia kaya akan rempah-rempah.
Rempah-rempah, itulah yang menjadi ukuran. Bagaimana rempah-rempah itu dihasilkan? Tentu karena banyak orang yang bekerja.
Dan agama, datang untuk moralnya, itulah tekanannya, agama datang untuk ukuran moralnya. Apakah dengan begitu orang-orang berhenti bekerja? Tentu tidak. Hidup itu membutuhkan sesuatu tentang materi.
Selepas bekerja, mereka mengaji. Ringkasnya begitu. Kemudian, mengaji menjadi tradisi.
Nah, tatkala mengaji menjadi tradisi, maka anak-anak yang mengaji, tentu, satu dua ada yang mencintai ilmu agama islam, selanjutnya mereka mengaji di tempat-tempat yang lebih tinggi tingkatannya. Begitu.
Selain itu, karena Indonesia banyak orang yang mengaji, maka orang-orang yang hebat agama islam, datang ke Negara Indonesia, tujuannya, tentu mengulang, mengajar kepada mereka yang bisa. Mereka bisa saja syeh-syeh atau para wali.
Proses itu berlangsung secara terus menerus. Dan orang-orang yang datang mempunyai backgone atau watak alami kemanusiaan yang berbeda, maka sedikit demi sedikit ada perbedaan antara kiai yang satu dengan kiai yang lain. Perbedaan itu juga, membentuk keislaman manusia Indonesia.
Selanjutnya, tatkala Indonesia merdeka. Orang-orang islam telah banyak. Kamu muslim telah banyak. Ada sesuatu yang tersisa dari tradisi islam di Indonesia, yakni kepesantrenan. Itu yang lebih populer. Pesantren itu melahirkan kiai-kiai daerah.
Kamu bertanya, “Bagaimana dengan aliran-aliran islam yang ada di Indonesia?”
Tentu banyak.
Pendek kata, islam Indonesia adalah islam berpemerintahan. Islam nasionalis. Itu khususnya. Secara umumnya: islam itu ya islam. islam itu kalau kamu mengucapkan syahadatain, maka kamu muslim.
Sah di sebut islam. Soal kamu melanggar agama, itu perkara lain.
Sekarang, saya mau tanya, bagaimana dengan keislamanmu? Bukankah kamu juga orang Indonesia?
Tepat sekali. Sebenarnya jawaban bagaimana islam Indonesia, itu gampang, yaitu, lihatlah dirimu menjalankan islam di Negara Indonesia. Kalau kamu ngotot ingin mendapatkan jawaban bagaimana islam Indonesia?
Jawabku, “Islam di Indonesia itu juga seperti kamu. Seperti apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu kerjakan.”
Jawabmu, “Aku islam secara keturunan. Aku islam mengikuti tradisi lingkunganku. Aku bermadhab seperti apa yang telah guru-guruku ajarkan. Aku beraliran seperti apa yang guru-guruku ajarkan. Siapa guruku? Banyak. Mulai dari desa, sampai ke jawa. Tapi, sekarang, aku mulai mencari indentitas asli keislamanku. Aku tidak mendapatkan jawaban pasti, kecuali islamku secara umum adalah biasa-biasa saja. Tatkala waktunya shalat, maka shalat. Tatkala waktunya member zakat, member. Tatkala waktunya bekerja, bekerja. Apakah yang saya lakukan adalah benar. Terangkan padaku, bagaimana islam Indonesia?”
Jawabku, “Islam di Indonesia itu juga seperti kamu juga. Seperti apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu kerjakan. Namun, tidak terbatas kamu: karena muslim di Indonesia banyak yang cerdas terhadap keislamannya. Banyak juga. Namun, banyak juga islam-indonesia seperti kamu. Banyak. Orang-orang kampong seperti itu. Itu wajar.”
Katamu, “Apakah islam yang saya lakukan adalah benar?”
Jawabku, “Apa yang kau lakukan benar, tapi kamu harus belajar lagi. Harus.”
Selamat belajar …
Islam Indonesia adalah islam yang bukan di Negara selain Indonesia. Sesimpel itu jawabnya. Sebabnya kenapa, tatkala kamu mulai membandingkan islam Indonesia dengan Negara lain, pasti bakal menemukan perbedaannya dan banyak perbedaannya. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Jawabannya Taufik. Tentang sosial.
Itu penting. Sebelum mendeklarasikan islam Indonesia, maka orang-orang harus mengerti tentang keadaan sosial, mengapa orang-orang bisa masuk islam, mengapa islam menjadi komunitas terbesar di Indonesia, mengapa banyak orang lebih memilih islam, bagiamana para penyampai sehingga mampu mengislamkan manusia indonesia.
Selanjutlah, lihatlah sejarahnya, Taufik. Itu penting.
Dulu sebelum adanya islam, manusia Indonesia banyak yang mempercayai agama hindu dan agama budha. Mengapa hal itu banyak terjadi, taufik? Aku yakin kamu mempunyai jawaban. Karena agama itu cocok dengan adat-istiadat manusia Indonesia. Engkau telah membaca sekilas tentang agama hindu dan juga agama budha: dan kamu menangkap tentang hal-mistik. Itu sama dengan manusia Indonesia pada umumnya, Taufik.
Manusia Indonesia pada umumnya adalah kaum pekerja, ini penting diingat. Pekerja secara olahan tanah, ini juga penting diingat.
Manusia Indonesia mampu mencukupi secara materi, ini pasti, karena manusia indonesi mengolah tanahnya. Sampai sekarang, kamu masih bisa melihat kok bahwasanya manusia Indonesia kaya akan rempah-rempah.
Rempah-rempah, itulah yang menjadi ukuran. Bagaimana rempah-rempah itu dihasilkan? Tentu karena banyak orang yang bekerja.
Dan agama, datang untuk moralnya, itulah tekanannya, agama datang untuk ukuran moralnya. Apakah dengan begitu orang-orang berhenti bekerja? Tentu tidak. Hidup itu membutuhkan sesuatu tentang materi.
Selepas bekerja, mereka mengaji. Ringkasnya begitu. Kemudian, mengaji menjadi tradisi.
Nah, tatkala mengaji menjadi tradisi, maka anak-anak yang mengaji, tentu, satu dua ada yang mencintai ilmu agama islam, selanjutnya mereka mengaji di tempat-tempat yang lebih tinggi tingkatannya. Begitu.
Selain itu, karena Indonesia banyak orang yang mengaji, maka orang-orang yang hebat agama islam, datang ke Negara Indonesia, tujuannya, tentu mengulang, mengajar kepada mereka yang bisa. Mereka bisa saja syeh-syeh atau para wali.
Proses itu berlangsung secara terus menerus. Dan orang-orang yang datang mempunyai backgone atau watak alami kemanusiaan yang berbeda, maka sedikit demi sedikit ada perbedaan antara kiai yang satu dengan kiai yang lain. Perbedaan itu juga, membentuk keislaman manusia Indonesia.
Selanjutnya, tatkala Indonesia merdeka. Orang-orang islam telah banyak. Kamu muslim telah banyak. Ada sesuatu yang tersisa dari tradisi islam di Indonesia, yakni kepesantrenan. Itu yang lebih populer. Pesantren itu melahirkan kiai-kiai daerah.
Kamu bertanya, “Bagaimana dengan aliran-aliran islam yang ada di Indonesia?”
Tentu banyak.
Pendek kata, islam Indonesia adalah islam berpemerintahan. Islam nasionalis. Itu khususnya. Secara umumnya: islam itu ya islam. islam itu kalau kamu mengucapkan syahadatain, maka kamu muslim.
Sah di sebut islam. Soal kamu melanggar agama, itu perkara lain.
Sekarang, saya mau tanya, bagaimana dengan keislamanmu? Bukankah kamu juga orang Indonesia?
Tepat sekali. Sebenarnya jawaban bagaimana islam Indonesia, itu gampang, yaitu, lihatlah dirimu menjalankan islam di Negara Indonesia. Kalau kamu ngotot ingin mendapatkan jawaban bagaimana islam Indonesia?
Jawabku, “Islam di Indonesia itu juga seperti kamu. Seperti apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu kerjakan.”
Jawabmu, “Aku islam secara keturunan. Aku islam mengikuti tradisi lingkunganku. Aku bermadhab seperti apa yang telah guru-guruku ajarkan. Aku beraliran seperti apa yang guru-guruku ajarkan. Siapa guruku? Banyak. Mulai dari desa, sampai ke jawa. Tapi, sekarang, aku mulai mencari indentitas asli keislamanku. Aku tidak mendapatkan jawaban pasti, kecuali islamku secara umum adalah biasa-biasa saja. Tatkala waktunya shalat, maka shalat. Tatkala waktunya member zakat, member. Tatkala waktunya bekerja, bekerja. Apakah yang saya lakukan adalah benar. Terangkan padaku, bagaimana islam Indonesia?”
Jawabku, “Islam di Indonesia itu juga seperti kamu juga. Seperti apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu kerjakan. Namun, tidak terbatas kamu: karena muslim di Indonesia banyak yang cerdas terhadap keislamannya. Banyak juga. Namun, banyak juga islam-indonesia seperti kamu. Banyak. Orang-orang kampong seperti itu. Itu wajar.”
Katamu, “Apakah islam yang saya lakukan adalah benar?”
Jawabku, “Apa yang kau lakukan benar, tapi kamu harus belajar lagi. Harus.”
Selamat belajar …
Belum ada Komentar untuk " Nasihat:Tentang Islam di Indonesia "
Posting Komentar