Kenanglah Para Wali Menyampaikan Islam





Metode menjelaskan agama islam yang digunakan ulama indonesia itu, fik, adalah tentang proses menerimanya dunia: dunia iya, akhirat juga iya. kau harus menangkap apa yang diharapkan dari ulama-ulama indonesia, sekaligus mengenang tentang proses islamisasi manusia-indonesia, Fik.



Kenanglah para wali songo itu, Fik; ingatlah tentang bagaimana beliau menjelaskan-- apakah tatkala kamu menjelaskan kepada orang yang awam, langsung kaku;



Harusnya begini, begini, begini,

Shalatmu begini, begini, begini,

Aturanmu begini, begini, begini



Mereka sangat lembut sekali menyampaikan islam. Kenanglah tentang sosok wali-songo sekali lagi, fik, secara kepribadian wali-songo itu sendiri:

Apakah mereka mengikuti sebuah tradisi yang ada di indonesia?

Apakah mereka melepas 'jubah'nya dan membiarkan santri-santrinya bertelanjang dada?



Kenang juga, tentang para santri-santrinya, Fik, apakah setiap santri dengan tiba-tiba diwarisi 'jubah', atau dengan seketika ditawarkan:

Akhlak yang begini, begini, begini

Aturan yang begini, begini, begini

Ketika engkau mengenang hal itu kembali, maka engkau akan menangkap dengan mudah bagaimana perjalanan islam indonesia.



Jika akhirnya, sekarang, di zaman informasi, bertabur informasi, melesatnya orang-orang pandai, banyaknya orang-orang pandai, maka tetap ketahuilah: bahwasanya, islam tetap berjalan tenang, tidak cepat, tidak juga lambat.



Pendek kata, untuk lebih mudah 'menerima' maka engkau harus membaca zaman dengan jeli, dan sangat hati-hati; pembacaan zaman itu penting, Taufik—dahulu kala, tidak ada urusan kenegaraan, yang ada adalah kerajaan.



Bisakah dipahami menurut kualitas pembacaan sejarahmu, antara diksi negara dan kerajaan-- kerajaan itu orientasinya adalah kekuasaan dan kekuatan. Kenanglah pola-tontonan filmu, bukankah engkau sangat menyukai film-film yang berseting sejarah? bersamaan dengan itu, maka mampulah islam 'meluas' sampai eropa.



Alasan utamanya, engkau telah membaca buku mukadimah Ibnu Khaldun, yang menjelaskan tentang kekuatan 'solidaritas' dan engkau telah mengetahui bagaimana 'rasa' takdim yang hadir dalam diri islam, artinya mempercayai seorang guru dalam keislaman—tentu ada hubungannya Taufik.



Bersamaan dengan tujuan 'mensejahterakan' umat muslim, maka umat muslim menambahkan kekuasaan, maka sampailah ke eropa; dan ternyata, namanya sebuah 'sistem politik' itu akan punah, akan pudar, maka terjadilah perpudaran itu, dan engkau telah membaca, di saat zaman harun ar-rasyid manusia telah cukup dengan kebutuhan pokok, maka di masa selanjutnya, al-makmum, sibuk dengan ilmu.



Bukankah status orang-orang yang berilmu senantiasa telah tercukupi kebutuhan pokok? Dan pembicaraan orang-orang yang berilmu adalah tentang kenangan, masa lalu untuk masa depan!



Dan kau bertanya bagaimana bertindak dengan keislamanmu? Atau bahasa gamblangnya: bagaimana engkau menyampaikan islam sesuai zamannya?



Jawabku, perjalanan tetap sama, karena kita berada pada ruang-yang-sama dengan para wali, maka tentu, pola-pola gayanya adalah meniru mereka, perbedaannya tentu ada perbedaannya, Taufik, yakni zamannya, namun lagi-lagi, yang penting ditangkap adalah tentang si wali itu sendiri, tentang bagaimana 'tubuh' si wali itu menjalankan keislaman.



Ukuran penglihatanmu adalah tentang film-film sejarah yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan nusantara, serta film-film yang menyertakan tentang sejarah wali songo, mulai sunan kali jogo sampai sunan giri.



Kenanglah tokoh-tokoh itu, Taufik, mereka itu memang menyebarkan islam, namun mereka itu 'menjaga' keislaman dengan 'dirinya': maksud saya, pentingkan bagaimana keislamanmu! Pentingkah bagaimana tindak-tanduk keislamanmu! Pentingkan tentang 'damainya' dirimu! Biarkan dirimu menjadi cermin untuk peniruan, caranya, belajarlah untuk senantiasa bahwa engkau adalah cermin.



Jangan katakan itu berat, karena memang itu berat. menjadi akhlak yang baik, itu bukanlah perkara yang ringan, namun tatkala engkau mempasrahkan diri, menyerahkan dirimu, dan mintaah pertolongan, mudah-mudahan agama buatmu menjadi ringan dan mudah.



Berjuanglah...

Belum ada Komentar untuk " Kenanglah Para Wali Menyampaikan Islam "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel