NGAJI MABADI FIKIH: IQOMAT, Seruan: Orang-orang telah siap berdiri untuk melakukan shalat.



Apa itu Iqomat?

Lafad iqomat yang artinya: Allah maha besar. Saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah. Saya bersaksi Muhammad utusan Allah. Ayo! Sholat. Ayo! Menuju kebahagian. Sungguh, orang-orang telah berdiri untuk shalat. Allah maha besar. Tidak ada tuhan selain Allah.


Apa yang terlintas di benak kita tatakala iqomat? Jawabnya, ah iqomat terbiasa. Saya mengetahui bagaimana caranya iqomat, dan saya juga mengetahui tentang makna dari iqomat. Begitulah zaman sekarang, zaman informasi, zaman technology, zaman orang-orang telah mengetahui, karena sangking akrabnya dengan apa yang diketahui terkadang lalai dengan apa yang diketahuinya itu. hehe

Dan tujuan saya menyampaikan adalah mengingatkan, tentang apa yang telah kita ketahui, tentang apa yang telah akrab di dalam diri kita.

Sebelum itu, telah saya sampaikan bahwa shalat secara bahasa adalah doa, namun dalam islam, ada doa yang diistemewakan, doa yang dispesialkan, yakni shalat, yang itu harus bergerak secara tubuh, dan juga mengucapkan teksnya (lafadnya), dan sebelum melaksanakan acara puncak, maksudnya shalat yang ada gerakannya tersebut, maka ada sesuatu lain sebagai pembukaannya; yakni pentingnya status masuk islam, lalu wudhu, lalu azan, kemudian iqomat.

Qomat dalam arti bahasanya adalah orang yang telah berdiri. Maksudnya, orang-orang telah siap berdiri untuk melakukan ‘doa’—melakukan shalat-- , dan kalau ditanyakan apakah setiap ‘doa’ atau pun ‘shalat’ harus diazankan: kalau dalam keterangan kitab ini, jawabnya: harus.

Apa salahnya kalau shalat sunah sekali pun kita melakukan azan dan iqomat?

Toh secara bahasa azan itu adalah mengundang.

Iqomat itu, adalah saat kita hendak melaksanakan ritual shalat-yang-spesial.

Mari kita renungkan kembali tentang diksi azan, panggilan, penyeru, undangan; setidaknya kita mengundang atau memanggil, atau menyeru kepada diri kita sendiri, supaya shalatnya benar-benar konsentrasi penuh. Hehe dalam arti, shalat kita bersama dengan kesadaran-diri, yakni dibarengi dengan penyerahan penuh kepada Allah, lalu pengetahuan-data keislaman, lalu kita focus pada shalat.

Setiap gerak-gerik tubuh, tentu kalau kita maknai ada maknanya.

Yakni, bentuk penghormatan kepada raja di raja, hehe, (kenanglah bagaimana prajurit menghormati raja, di zaman kerajaan; ada rukuk, ada sujud)

Dan kembali lagi tentang iqomat.

Siapa yang tidak yang mengerti makna iqomat di zaman informasi ini, di zaman pengetahuan telah mbalarah, di zaman orang pandai yang teramat banyak: siapa? Kalau tidak mengerti, maka tinggal melihat televise, maka disana ada tawaran ‘arti’ dari azan. Atau melihat buku-buku terjemahan, atau melihat situs-situs tentang keislaman. Atau cari internet, atau cari pengajian di internet, atau cari makalah di internet, semua telah telah tersedia. Semua ada! Apa yang kamu cari di internet tidak ada? Lha kalau soal untuk mengabulkan, itu berbeda ceritanya, namun kalau soal pengetahuan: insyaallah semuanya ada, kalau kamu mau: mau kitab ini, ada. Kitab itu, ada. Kitab yang lain, ada. Hah! Begitulah zaman sekarang, zaman internetan. Seakan-akan ‘internet’ adalah realitas yang sesungguhnya, padahal realitas, tetap saja realitas. Yang nyata tetap saja yang nyata. yang mana perjalanannya tidak secepat dan segesit di internet.

Katamu, belajar kok diinternet, belajar ya harus punya guru.

Jawabku, lha dalam kenyataannya, kita senantiasa mempunyai guru lho. Mempunyai ikatan dengan guru. Soal diinternet, itu adalah tambahan pengetahuan. Toh kalau ‘tersesat’ atau pusing—yang belajar di internet—maka saran saya laporkan kepada gurumu apa yang engkau pusingkan, konfirmasilah pengetahuan yang telah engkau dapatkan di internet dengan guru nyatamu. Begitu. Sudah dulu.

Kita kembali soal iqomat.

Qomat, itu penegasan sekali lagi, kepada orang-orang umumnya, bahwa shalat hendak dilaksanakan, shalat hendak ditunaikan. Shalat yang apa? Khususnya, shalat yang difardukan, shalat yang berjamaah. Walaulah telah saya katakana, qomat pun bisa dilakukan kapan saja, yang pasti sebelum shalat itu melaksanakan azan lalu qomat.

Penegasan qomat ini, adalah teruntuk mengabarkan kepada orang-orang yang belum atau orang yang telah bersinggah di masjid atau tempat ibadah, bahwa shalat—yang gerak-gerik itu—akan dilaksanakan. Begitu.

Cobalah kita amati sekali lagi tentang qomat, dan sambil bertanya: mengapa diadakan qomat? Yakni, seruan yang berarti orang-orang telah siap berdiri untuk melakukan shalat. Berarti ka nada kaitannya, dengan azan (panggilan), bahasa saya, Qomat adalah penegasan terhadap panggilan. Ayo, sholat berjamaah. Ayo sholat jamaah.

Begitulah.

Mudah-mudahan allah menjadikan kita orang-orang yang taat kepada-Nya. Rabbana la tuzigqulubana ba’da idhadaitana wahablana minladunka rahmah innaka antal wahabb. Amin.

Belum ada Komentar untuk "NGAJI MABADI FIKIH: IQOMAT, Seruan: Orang-orang telah siap berdiri untuk melakukan shalat. "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel