NGAJI MABADI FIKIH: Tasyahud: Menyaksikan, Yakni Penegasan Menjadi Saksi








Apa yang dibaca tatkala duduk tasyahud Akhir?

Bacalah--yang artinya— Penghormatan, keberkahan, perdoahan, kebaikan, untuk Allah. Assalamualaika duh nabi(Muhammad) warahmatullahi wabarokatuh. Assalamu alaina kepada hamba-hamba Allah yang soleh. Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi (Nabi) Muhammad utusannya Allah.

Sering saya menyampaikan, bahwa kita penting mengetahui makna dari apa yang kita bicarakan. Selain makna, kita juga penting terhadap rangkaian-pengetahuan, yakni, bagaimana kita mengerti Allah yang dimaksud kalau kita tidak mengerti Allah? Saya pikir, sekarang, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bahwa kita ‘melalaikan’ tentang pengetahuan ke-allah-an. Artinya kita enggan ‘mencerna’ tentang pengetahuan yang telah kita dapatkan: bukankah kita telah mengetahui bahwa yang menciptakan langit dan bumi, itu adalah allah? Dan kita sering mengabaikan hal itu, seakan-akan Allah itu jauh, Allah itu ‘sesuatu’ yang bersinggah di suatu tempat yang jauh; padahal, meredetkan kalimat tersebut, kita telah ‘menyangkal’ pengetahuan kita sendiri.

Bagaimana kita bisa mengatakan: Allah itu ‘sesuatu’, sementara allah itu tidak-bisa di samakan apa-pun!

Bagaimana kita bisa mengatakan: Allah itu ‘jauh’, padahal Allah itu meliputi segala sesuatu!

Bagaimana kita bisa mengatakan: Allah itu bersinggah di suatu tempat, padahal Allah tidak bisa samakan apa-pun!

Ringkas kata, kita penting sekali lagi, untuk lebih membaca, tentang tanda-tanda untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya, yakni dengan cara menguatkan keimanan. Caranya, ya, belajar. semakin kita belajar, maka kita akan semakin meningkatkan rasa ‘kepercayaan’.

Katamu, percaya kok ndadak belajar. percaya, tinggal percaya, kok repot.

Jawabku, memang, pada dasarnya, tinggal percaya, tapi untuk hal ini, penting untuk belajar. kalau tidak, maka kepercayaan sangat rentan. Lha sebab, tidak ‘memahami’ apa yang dipercayai.

Memang, engkau bisa saja percaya sepenuhnya kepada gurumu, tapi kalau engkau tidak belajar, tidak menambah pengetahuanmu, maka rasa percayamu akan membawamu pada ‘ketidak-tahuan’ dalam arti, ya engkau memang dianjurkan untuk belajar; dianjurkan menyerap apa yang diajarkan gurumu. Di ajari gurumu, bukan sekedar ‘menggugurkan’ kewajiban, melainkan engkau harus mempraktekkan apa yang gurumu sampaikan.

Mempraktekkan bisa jadi, menerapkan di dalam pemikiranmu, lalu engkau terkenang itu, dan selanjutnya, engkau mempunyai pemikiran sendiri, namun tetap menyandarkan kepada gurumu.

Oke, kembali ke kitab.

Tasyahud ini, kesaksian ini, engkau serahkan kepada Allah, Nabi, lalu kepada orang-orang muslim, yakni orang-orang yang sholeh, sehingga ‘keadaanmu’ atau perihal tentang pikiran dan hatimu, tidak pernah sendiri, engkau selalu mereferensikan kepada orang-orang soleh, sampai kepada Nabi, dan sampai juga kepada Allah. inilah kalau kita mengetahui maknanya, ‘hidup’ itu benar-benar, jalin menjalin.

Selain itu: secara otomatis engkau menyampaikan salam—yakni bentuk penyapaan—kepada Allah, Nabi, dan orang-orang shaleh: Allah itu memang ada, dan Nabi pun engkau adakan, dan yang paling nyata adalah keberadaan orang-orang sholeh, yakni orang-orang yang ada disekitarmu itu, yang berada di samping engkau jamaah, yang ada di dalam ‘tangkapan’ pengalamanmu: terhadap teks, yang disebut orang sholeh.

Siapa itu orang-orang sholeh?

Bisa jadi para rasul, nabi, wali, ulama, syeikh, guru-gurumu, orang-orang yang ada disekitarmu,

Dan untuk itu, maka penting sekali, kita berpengetahuan. Penting sekali kita menambahkan pengetahuan.

Dan selanjutnya, adalah kesaksian buat dirimu sendiri. Saksi tentang keallahan, dan saksi tentang kerasulan, Nabi Muhammad.

Kalau kita dipengadilan, maka kita menjadi saksinya. Itu lho maksud saya, oleh karenanya, kita ditutut untuk belajar, belajar dan belajar.

Robbi zidni ilma warzukni fahma. Amin.

Belum ada Komentar untuk " NGAJI MABADI FIKIH: Tasyahud: Menyaksikan, Yakni Penegasan Menjadi Saksi "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel