Nasihat Dunia Eksistensi, Tangkaplah Esensinya




Aku gembira karena engkau menutup, foto-fotomu, namun mengumbar perjalanan-intelektualmu, bukankah engkau termasuk orang yang cerdas dan menangkap tentang keislaman yang lebih? Terus curahkanlah pada negeri kata-kata, jadilah layaknya ‘para ulama’ yang menyusun kata-kata. Engkau tahu, kelas-kelas ulama yang terkenal adalah mereka yang menyusun kata, mereka terkenang sampai sekarang; dan menurutmu, bukankah kitab mabadi fikih adalah ringkasan tentang Fikih Madhab Imam Syafii yang disusun oleh syeh Umar Abdul Jabar untuk manusia Indonesia—tidakkah engkau bisa menyusun tentang kitab fikih kontemporer? Jika engkau tidak bisa, maka tulislah tentang jalinan fikihmu dengan keadaan kontemporer, atau hapal dan layahkanlah tentang kefikihanmu, sungguh, shalatmu, ibadahmu, dan perangaimu, itulah dirimu. Dirimu yang menanggung itu.

Sungguh, aku gembira karena engkau meluapkan ‘pengetahuanmu’ pada negeri kata-kata, yang dengan itu, engkau mampu sekali lagi, lebih lama mengoresi tentang dirimu, menimbang dirimu, dan barulah engkau sadari; sebelum menimbang orang lain, timbanglah diirmu sendiri. Dan aku gembira, engkau mengoreksi kuat dirimu. Teruslah, janganlah berhenti. Dan sibukkanlah dirimu pada negerimu, sungguh orang-orang pun sibuk pada negerinya masing-masing, yakni kecintaannya masing-masing, namun tetaplah ingat, bahwa tiada tuhan selain Allah.

Allah senantiasa mengawasi, Fik. Perhatikan gaya dudukmu. Perhatikan! Perhatikan kata-katamu, amatilah kata-katamu. Perhatikan dirimu; terekam jelas oleh-Nya; dan ingatlah bahwa malaikat senantaisa mengawasimu; dengan begitu, berarti engkau semakin ‘mengerti’ tentang keimanan, yakni tentang kepercayaan.

Sekali lagi, lebih dalam, tancapkanlah rasa-percayamu kepada-Nya yang menguasai semesta raya. Dunia ini adalah novel-Nya, dan engkau sesungguhnya tidak akan mampu bertindak atau melakukan sesuatu karena engkau telah ditakdir oleh-Nya—kenanglah, bahwa kajian ilmu-kalam, adalah kesibukan para ulama tentang prinsip dasar-dasar perihal sifat-Nya, dan itu telah mewujud menjadi ilmu. Dan engkau sangat paham, bahwa sesuatu tatkala dikatakan ilmu, maka itu bersifat ‘eksistensi’, dan yang terpenting, engkau harus menangkap esensinya; gunakanlah analisis filsafatmu untuk membedakan mana yang esensi, dan mana yang eksistensi. Dan aku percaya engkau mampu membedakannya—namun, kalau engkau diam saja, maka jadilah dirimu remuk-redam, dikoyak-moyak waktu; dalam dunia eksistensi engkau manjadi orang yang teramat menyedihkan oleh karenanya engkau harus bekerja.

Kenanglah, bekerja di era informasi, bekerja di zaman postmodern, di zaman blak-blakan itu berliku-liku, dan memasuki lorong-lorong yang kecil-kecil sekali, dan engkau mempunyai keahlian ‘merangkai’ kata, tunaikanlah apa yang telah engkau miliki, bagikanlah kepada siapa-pun yang layak engkau bagikan, yang siapa-pun bisa membaca tulisanmu, yang pasti, engkau harus senantiasa ingat: bahwa semua adalah kuasa-Nya, semua adalah milik-Nya, artinya engkau jangan lupakan ibadah. ukuran ibadah adalah fikih. Maka jalankanlah kefikihanmu, tetaplah genggam pengetahuan fikih madhab imam syafi’I, jika tentang keperibadahan itu memberatkanmu, tanyakanlah kepada gurumu. Engkau mempunyai guru, sambangilah dia, hormatilah dia, dan muliakanlah dia—tentu, memuliakan menurut kadar kemampuanmu, jangan diberat-beratkan.

Terakhir, aku bangga engkau menenggelamkan fotomu—bukan berarti aku melarang engkau pamerkan dirimu, engkau pamerkan wajahmu—jika orang lain menampakan, jangan ikut-ikutan. Jika yang lain unjuk wajah-wajah dirinya, jangan ikut-ikutan. Tetaplah konsentrasi pada ‘pengetahuanmu’, jika orang-orang lain mempublikasikan wajahmu—sebelum itu, maka pada setiap-waktu engkau harus bertingkah yang itu diawasi, kamare dimana-mana; bukankah engkau tidak mau melihat gelegat burukmu dipamerkan? Bukankah engkau tidak mau ekpresi ‘burukmu’ ditampakann? Kenanglah ini: kamera ada dimana-mana, Allah memotretmu selalu, jagalah dirimu, ada malaikat di sampingmu—

Berusahalah, cintaku…

Belum ada Komentar untuk " Nasihat Dunia Eksistensi, Tangkaplah Esensinya "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel