Nasihat Dunia Eksistensi, Tangkaplah Esensinya
Rabu, 08 Februari 2017
Tambah Komentar
Sungguh, aku gembira karena engkau meluapkan ‘pengetahuanmu’ pada negeri kata-kata, yang dengan itu, engkau mampu sekali lagi, lebih lama mengoresi tentang dirimu, menimbang dirimu, dan barulah engkau sadari; sebelum menimbang orang lain, timbanglah diirmu sendiri. Dan aku gembira, engkau mengoreksi kuat dirimu. Teruslah, janganlah berhenti. Dan sibukkanlah dirimu pada negerimu, sungguh orang-orang pun sibuk pada negerinya masing-masing, yakni kecintaannya masing-masing, namun tetaplah ingat, bahwa tiada tuhan selain Allah.
Allah senantiasa mengawasi, Fik. Perhatikan gaya dudukmu. Perhatikan! Perhatikan kata-katamu, amatilah kata-katamu. Perhatikan dirimu; terekam jelas oleh-Nya; dan ingatlah bahwa malaikat senantaisa mengawasimu; dengan begitu, berarti engkau semakin ‘mengerti’ tentang keimanan, yakni tentang kepercayaan.
Sekali lagi, lebih dalam, tancapkanlah rasa-percayamu kepada-Nya yang menguasai semesta raya. Dunia ini adalah novel-Nya, dan engkau sesungguhnya tidak akan mampu bertindak atau melakukan sesuatu karena engkau telah ditakdir oleh-Nya—kenanglah, bahwa kajian ilmu-kalam, adalah kesibukan para ulama tentang prinsip dasar-dasar perihal sifat-Nya, dan itu telah mewujud menjadi ilmu. Dan engkau sangat paham, bahwa sesuatu tatkala dikatakan ilmu, maka itu bersifat ‘eksistensi’, dan yang terpenting, engkau harus menangkap esensinya; gunakanlah analisis filsafatmu untuk membedakan mana yang esensi, dan mana yang eksistensi. Dan aku percaya engkau mampu membedakannya—namun, kalau engkau diam saja, maka jadilah dirimu remuk-redam, dikoyak-moyak waktu; dalam dunia eksistensi engkau manjadi orang yang teramat menyedihkan oleh karenanya engkau harus bekerja.
Terakhir, aku bangga engkau menenggelamkan fotomu—bukan berarti aku melarang engkau pamerkan dirimu, engkau pamerkan wajahmu—jika orang lain menampakan, jangan ikut-ikutan. Jika yang lain unjuk wajah-wajah dirinya, jangan ikut-ikutan. Tetaplah konsentrasi pada ‘pengetahuanmu’, jika orang-orang lain mempublikasikan wajahmu—sebelum itu, maka pada setiap-waktu engkau harus bertingkah yang itu diawasi, kamare dimana-mana; bukankah engkau tidak mau melihat gelegat burukmu dipamerkan? Bukankah engkau tidak mau ekpresi ‘burukmu’ ditampakann? Kenanglah ini: kamera ada dimana-mana, Allah memotretmu selalu, jagalah dirimu, ada malaikat di sampingmu—
Berusahalah, cintaku…
Belum ada Komentar untuk " Nasihat Dunia Eksistensi, Tangkaplah Esensinya "
Posting Komentar