Nasihat Kurangilah Permusikanmu, kokohkanlah keislamanmu





Aku tahu kau menyukai music, dari a sampai z kamu sukai. Aku tahu kamu berselera tinggi tentang musik, tentang liriknya, tentang gesekan nadanya, harmonis, suara, dan serba-serbi music, kamu suka. Mulai dari music klasik sampai kontemporer, kamu suka. Laksana asbak dalam kebermusikan, laksana super ala orchestra, sayangnya ‘kemampuanmu’ atau ‘kegairahan’ musikmu, tidak benar-benar mumpuni, kalaulah engkau didedikasikan untuk menjadi musisi, tentunya engkau menjadi komposer kan? Bayangkan lho pengetahuanmu musikmu:

Klasik-Orkestra-Instrumen-solois

India-Dangdut-jawa-keroncong-daerah

Rock-hardrock-slow-jazz

India

Malaisia-indonesia

Spanyolan-italian-turki

Arab-sholawatan-gambus-sufistik

Cina-jepang-jamaika

Wah gudang musik sekali kamu. Kataku, memang music tidak haram. Namun, Fik, ketahuilah, engkau harus berusaha mengurangi kemusikanmu itu. kalau kau umbar nafsu-kemusikanmu, tentu, engkau akan bingung sendiri terhadap jutaan lagu yang terkenang dalam memorimu, terlalu banyak, Fik.

Terlebih lagi, engkau menyukai puisi, menyukai syair, kalaulah engkau ditakdirkan untuk menjadi musisi, dan digiring ‘gairah’ menjelma musisi, tentunya engkau mampu dengan segera mempasarkan tentang kemusikanmu.

Masak membuat lirik cinta tidak bisa. Aku tahu kamu mampu. Tapi, ketahuilah, engkau harus berusaha mengurangi kemusikanmu, sekali pun itu, berat, upayakanlah untuk mengurangi; secara syariat memang tidak haram, namun untuk ‘kepentinganmu’, dengarkanlah apa kata-kataku: kurangilah kemusikanmu, sibuklah pada suatu bidang ilmu, sungguh dengan menekuni itu, engkau akan lalai dengan permusikan: dan engkau tetap saja mendengarkan music, yakni insturmen alam.

Bukankah tatkala engkau amat-amati esensi dari music adalah keindahan intrumennya, dan pengiring suara adalah music terbatas oleh diksi, yakni tentang jiwa dari si pencipta lirik lagu? Engkau adalah penyair, masak tidak paham dengan hal semacam itu. Yakinlah dengan pengamalanmu. Yakinlah dengan pengetahuanmu. Bahwa music terindah adalah music alam;

Sesendu kecipuk air jatuh dari suatu tempat.

Selembut buliran air dari daun.

Selembut angin membelaimu.

Tidakkah engkau mampu mendengar suara-suara itu? Atau tidakkah engkau ingat Kitaro yang besar terinspirasi dari alam dan renungan tentang kesunyian, suara-suara sunyi, atau tambrakan-tambrakan bunyi yang berserak lalu disimpulkan beberapa menit. Itulah music.

Untuk kepentinganmu, kencangkan keislamanmu, kencangkan pengetahuanmu tentang keislaman, lebih lesatkan tentang keislaman, biarkan alam yang menjadi istrumen dari kata-katamu yang terucap: tidakkah engkau tangkap keindahan ‘al-quran’? Tidakkah engkau tangkap tawaran lagu-lagu dalam al-quran? Biarkan alam menjadi instrument buatmu. Sibukkan telingamu untuk lebih mengokohkan perihal keislaman—ingat, islam adalah damai— atau, biarkan al-quran itu menjadi pendengaran telingamu, izinkan dia masuk ke dalam sangkar pemikiran dan hatimu. Dan biarkan orang lain menikmati music, karena memang zamannya bertebaran music, zamannya music-musik bertebaran, dan kau jangan tergoda.

Jika sesekali engkau merasa hampa, putarlah, sesaat saja, mengobati ‘kesepianmu’, mengobati perpindahan ‘rasa’ yang menyelimutimu. Ingatlah, Allah itu maha mendengar, Fik, Allah itu maha mengetahui: dan seluruh dirimu, kelak menjadi saksi. Apakah aku menakut-takutimu? Tidak! Aku mensuportmu untuk lebih ‘fokus’ pada ranah keilmuan. Dunia memang telah berpasang-pasangan, dan memang begitu, tapi engkau mengetahui perkara yang hak. Maka kencangkanlah itu. dan engkau mampu menulis puisi, tuliskan puisimu. Dan engkau mampu membuat lagu, tuliskan lagumu; namun, tetaplah engkau sibuk dengan keilmuan. Ingatlah senantiasa tentang esensi ‘kehidupan’, ingatlah itu,Fik: sungguh beruntung kalau orang tersebut sibuk dalam keilmuan, sungguh beruntunglah dia.

Sekarang, tawaran zaman, memang menggiurkan, bermacam-macam, namun untukmu, selematkanlah dirimu—ingat islam itu artinya juga sejahtera—sejahterkanlah diirmu, akal dan hatimu. Kokohkan pada tali islam. Sungguh islam itu jalan yang benar, jalan yang bagus, janganlah ragu tentang hal itu. oleh karenanya, lebih perdalamlah tentang keislamanan, dan engkau pun telah mengetahui kekuranganmu, caranya, tutuplah kekuranganmu dengan menambalnya, dengan cara mempelajarinya. Jadilah orang yang penuh dengan pengetahuan. Sungguh, pengetahuan itu luas, luas sekali.

Ayo! Kurangilah permusikanmu, kokohkanlah keislamanmu.

Belum ada Komentar untuk " Nasihat Kurangilah Permusikanmu, kokohkanlah keislamanmu "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel