KITAB MABADI: DOA-DOA PADA WUDHU








Zaman sekarang, banyak yang menyepelakan wudhu, kecipak-kecipuk yang pasti wudhu, padahal tahu dalam setiap gerak wudhu ada doanya—mungkin, telah belajar doanya—tapi, hehe kok ya dijalankan, itulah kemanusian: bersifat males lagi bebal terhadap pengetahuannya, hehe kalau begitu—maksudnya tidak dipraktekkan—bagaimana kita bisa ‘bertambah’ iman, dan bertambah pengetahuan tentang islam, lha kita mengabaikan kok ya.. hehe. Kembali ke kitab:

Doa membasuh kedua telapak tangan—yang artinya—Aku belindung kepada allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, ya allah jagalah kedua telapakku dari seluruh kemaksiatan.

Bukankah kalau dijalankan, kita adalah ‘ulama’ artinya, orang yang berpengetahuan tentang agama, walau pun sedikit: kita berharap kita menjauhi maksiat lho, jadi, nanti kita berusaha hati-hati dengan sesuatu yang disebut dengan maksiat. Lha terkadang, sudah tahu maksiat, kita terjang saja. Masya allah. Mudah-mudahan Allah mengampuni kita. Selanjutnya:

Doa di saat berkumur—yang artinya—Ya Allah tolong saya untuk selalu ingat kepada-Mu dan mensyukuri rahmat dan nikmat-Mu, dan perbaikilah ibadahku kepada-Mu, Ya Allah.

Kita minta itu, karena kita masih sadar. Kita masih menggunakan akal kita. Kita masih menggukan rasio. Menggunkan logika. Masak minta kepada Allah malu, sementara minta kepada orang-orang kaya, atau orang yang lebih hebat tidak malu, padahal kita tahu, Allah yang menguasai setiap jiwa. Jangankan jiwa, allah itu menguasai seluruh alam semesta. Apa ya kita ‘tahu’: apa itu alam semesta? Apa itu seluruh alam semesta? Hehe

Doa menghirup air ke hidung—yang artinya—Ya Allah semoga engkau menyibakkan wanginya tempat surga.

Begini, tentang wanginya surga: apa respon kita kalau kita ‘mencium’ aroma bunga saat malam, wah, pasti sedap kan, dibanding aroma sungai yang kotor, aliran air yang gersang, dan kalau kita praktek itu, berharap kita mencium wanginya surga, dengan begitu, kita senantiasa menjaga atau berjuang untuk menjalankan atau bertahap untuk sampai ke sana, di surga-Nya. Mudah-mudahan. Syaratnya, jangan maksiat. Begitu ya… syaratnya gampang, tapi payah kan. hehe

Doa membasuh wajah—yang artinya—Ya Allah putihkanlah wajahku pada hari dipertumakannya seluruh manusia.

Ini tanda kelak, kalau sudah hari kiamat. Jadi, wajah menjadi tanda-tanda kita, sebagai orang yang suka bersuci.

Doa saat membasuh tangan kanan—yang artinya—Ya Allah berikanlah catatan amal dari tangan kanan saya dan timbangkanlahh saya degan timbangan yang ringan.

Orientasi doa ini adalah keperakuan ‘betapa’ tangan kanan adanya maksiat, dan berharap diringkan kemasiatan yang dibuat oleh tangan kanan, sebab, nanti ini juga akan menjadi saksi. Begitu. Kalau dipikir-pikir maka kita inginnya masuk surga, oleh karenanya, yuk, ayok, segera bertaubat, dan jangan maksiat. Begitu.

Doa saat membasuh tangan kiri—yang artinya—Ya Allah jangan berikan kepadaku catatan amal tangan kiri saya dan jangan dari punggung saya.

Dalam islam, orientasi kiri, itu adalah buruk, karena apa-apa dilakukan menggunakan tangan kanan. Begitu ya.

Doa membasuh sebagian kepala—yang artinya—Ya Allah haramkanlah rambut dan kulit saya dari api neraka.

Oleh karenanya, jangan maksiat, turuti apa yang dimau oleh Allah. Patuhlah kepadanya. Mudah-mudahan rambut dan kulit kita haram dari neraka—syaratnya, ya, jangan melanggar apa yang diperintahkan oleh-Nya, koreksi diri tentang segala ibadah. Dan rajinlah ibadah: ibadah itu, menghamba, meyakini bahwa kita itu adalah hamba dari Allah. Tapi jangan tentang dunianya. Ibadah boleh, tapi kita hidup di dunia. Begitu ya..

Doa saat membasuh telinga—yang artinya—ya allah jadikanlah saya mendengar ucapan—atau suara—yang baik.

Di zaman sekarang sekarang, ya harus hati-hati pokoknya, suara dimana-mana, nyetel musik keras-kerasan, televisi dan obrolan-obrolan, oleh karenanya, kita harus berkatalah kata yang baik-baik, dan dengarkanlah suatu-pendengar yang baik.

Doa saat membasuk dua kaki—yang artinya—Ya allah tetapkanlah kaki saya di jalan hari kelak yang orang-orang tergelincir kakinya. (maksudnya, jalan penyeberangan di hari kelak)

Sesudah selesai menghadaplah qiblat serta mengangkat kedua tangan—berdoa—ke langit kemudian, doalah: saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, yang maha esa, tidak ada yang menyekutukan-Nya, dan saya bersaksi sungguh Kanjeng Nabi Muhammad hamba-Mu dan utusan-Mu. Ya Allah jadikanlah saya golongan orang yang bertaubat lagi mensucikan, menghamba pada-Mu dan golongan yang baik. Kemudian bacalah surat, inna anzalnahu fi lailatul qodr.

Begitulah. Dan kita, menurut saya, telah mengetahui hal tersebut, hanya saja, males atau enggan melaksanakan apa yang diketahui tersebut, mungkin, karena dengan melakukan tersebut, wudhunya jadi lama. Kita berdiri di ruang mandi, jadi lama. Tapi penting saya kabarkan, bahwa dzikir itu, kalau di lafatkan, artinya dikeraskan suaranya, atau digremengkan, maka kapasitas kecepatan melafat itu lambat, namun, kalau dzikirnya di dalam hati, maka kecepatannya akan terasa cepat. Dalam kitab al-azkar, disebutkan begitu: macam-macam pelaksanaan dzikir ada tiga, pelan, keras, dan hati: saran saya, kalau mau cepat, maka menggunakan dzikir hati. Kalau mau lambat dan menghayati, maka wudhunya, di rumah, kalau belum hafal, maka tulislah pada secarik kertas, atau ditempelkan pada depan keran: saat wudhu, maka bacalah doa-doa tersebut. Begitu.

Rabbi zindi ilma, warzukni fahma. Amin.

Belum ada Komentar untuk " KITAB MABADI: DOA-DOA PADA WUDHU "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel