NGAJI MABADI FIKIH: DOA DALAM TASYAHUD AKHIR.






Apa yang dibaca setelah tasyahud dan sholawat nabi?

Bacalah doa (tersebut: teks arab)—yang artinya—Ya Allah sesungguhnya saya mohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, neraka, dan dari fitnah dajjal. Ya Allah ampunilah saya atas dosa-dosa yang berlalu dan yang terakhir saya lakukan: dari ketersembunyian saya, dari keterbukaan saya. Engkaulah zat yang meningkatkan taat, dan engkaulah zat yang mengakhiri, tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Allah, maka ampunilah dan maaflah saya, dalam perlindungan-Mu dan kasihanilah saya, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Rabbana berilah kami kebahagiaan dunia, dan kesejahteraan akhirat dan hindarkanlah dari siksa neraka.

Saya tidak begitu mengetahui tentang dajjal, sebab, saya kurang begitu mengkaji tentang dajjal, namun isunya, bisa kita telusuri—mudah-mudahan, kapan-kapan bisa saya terangkan. Insyaallah—

Yang jelas, doanya dari madhab imam syafi’I seperti itu, maksud seperti yang ditawarkan. Saya sendiri, jarang menggunakan itu, dan berupaya untuk menggunakan itu, tentu karena saya belum menggunakan, maka saya belum hafal, karena biasanya terhenti sampai shalawat kepada nabi, selanjutnya, salam. Sebabnya lagi, begitulah yang saya diajari, dan sejauh ini tidak merasa terprotes, karena saya mengikuti apa yang guru-kampung (guru desa) ajarkan. Dan saya tidak mengetahui, mengapa doa ini, di tiadakan, dan bahkan jarang dilafadkan—maksudnya, secara umat-muslim, kampung, keumumannya: umum berarti orang yang berpengetahuan sedang, menengah, yakni orang-orang yang kesibukannya tidak terlalu kepada agama, tapi patuh terhadap agama: anggaplah kalau waktunya shalat, shalat. Kalau waktunya mengaji, maka mengaji.

Tapi pernah saya dikatakan oleh guru saya, Haidar Buchori, jawabnya: Kamu harus yakin kepada kitab Fik, jangan kepada orang-orangnya, yakinlah kepada kitab, Fik. Tegasnya. Sejak saat itu, saya menyakini kitab, dan itu ‘harus’ saya jalankan, dan kemudian saya tularkan kepada kalian.

Perlahan-lahan saya terapkan itu, namun sebab durasi waktu ‘pada’ umumnya, tidak menggunakan itu, maka saya tertuntut untuk tidak membaca, oleh karenanya, tatkala saya membaca cepat, maka harus membaca cepat ‘jika’ mau membaca doa tersebut. ringkas kata, kita harus melihat kondisi-daerah, apakah di sana diterapkan dan tidak—sebab, hal itu berkaitan dengan si makmum—dan sang imam, tentunya, berusaha mengerti bagaimana kondisi makmumnya, tidak lebih mementingkan ‘kemauan’ imam.

Namun, anjuran saya, tetaplah percaya kepada kitab, syukur kalau menerapkan apa yang diperintahkan, dan mudah-mudahan kita bisa menjalankan apa yang diperintahkan dari kitab tersebut, toh inti dari apa yang disampaikan adalah tentang ‘doa’.

Karena kajian kita adalah kajian kitab, maka tatakala memabaca shalawat nabi, kita disuruh membaca doa seperti yang tertera di atas. Begitu.

Rabbi zidni Ilma warzuqni fahma. Amin.

Belum ada Komentar untuk "NGAJI MABADI FIKIH: DOA DALAM TASYAHUD AKHIR. "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel