Apa Tujuan Dari Hidup? Kebahagiaan yang Kekal di Akhirat.
Senin, 23 Januari 2017
Tambah Komentar
Bukankah maksud dari pertanyaan tersebut adalah kemana akhir dari tujuan hidup-yang-sekarang terjadi ini? Jawabnya: kebahagiaan yang kekal di akhirat, caranya maka harus menempuh apa-apa sebagai syarat untuk sampai keakhirat. Karena sekarang kita berada di dunia-sekarang-ini: maka kita harus ‘menerima’ tentang sesuatu yang ada di ‘dunia-yang-sekarang’ ini:
Oleh karenanya, umat islam, selalu tidak merasa khawatir terhadap ancaman ‘keduniaan’ ini: sebab, tujuan kaum muslim adalah akhirat. Orang muslim harus percaya itu, karena iman kepada akhirat adalah kepastian bagi umat islam. Iman kepada akhirat adalah kelanjutan setelah iman kepada allah, malaikat, rasul, kitab dan akhirat—jangan gegerkan tentang iman qoda dan qadar: kalau kau percaya, itu juga bagus, yang pasti disini membicarakan tentang iman kepada akhirat, nah untuk melengkapi itu, maka diperlukan iman-iman sebelumnya, ingat, hal itu saling berkaitan--
Dan apa yang tujukan saat berada di akhirat? Yakni mendapatkan kebahagiaan yang kekal di sana, bahagia di tambah bahagia, di tambah bahagia, begitulah tujuannya berada di akhirat. Akhirat yang mana? Yang surga.
Nah syarat untuk sampai ke surga: cara-cara itu berada dalam kitab-Nya. Oleh karenanya kita dituntut untuk mengaji kitab-Nya, tujuannya supaya mengerti tentang tanda-tanda mencapai akhirat surga.
Ringkas kata, kita harus mengikuti aturan-aturan untuk sampai ke surga. Kita harus menjalankan syarat-syarat untuk ke sana. Syarat-syarat yang seperti apa? Tentu yang telah disyaratkan oleh-Nya. Dan itu, termaktub kuat dalam Al-Quran.
Keributan, kegegeran, konflik, yang terjadi di dunia, tentang tanda-tanda sampai kepada akhirat-Nya (konflik keagamaan) itu terjadi karena sebenarnya berkaitan tentang hal itu, Taufik. Tentang tanda-tanda sampai kepada Akhirat-Nya. Selanjutnya, dari itu, maka terciptalah system-system untuk mengatur itu semua: yang tujuannya tetap, sampai kepada akhirat-Nya.
Kalau ada yang mengatakan, tidak percaya akhirat, tapi percaya allah—jangan ikut-ikutan, tetaplah percaya keduanya, al-quran menganjurkan itu. Banyak ayat yang berkaitan dengan keduanya.
Dan hal-hal di atas, disebutkan menjadi ‘komunitas’ manusia yang beragama. Namanya sistematika keagamaan. Dari itu, tentu terjadilah system-system keagamaan.
Oleh karenanya, begitulah tujuan orang-orang belajar beragama, belajar tentang keagamaan, tujuannya pada akhirnya adalah untuk kebahagiaan yang kekal di akhirat. Itulah tujuan utamanya, namun seiringnya waktu, terjadilah pembicaraan-pembicaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan detail-detail diksi keagamaan.
Allah begini, allah begitu, allah ini, allah begitu, dan seterusnya—kajian ilmu kalam.
Aturannya begini, aturannya begitu, harus begini, harus-harus begini, harus-harus-harus begini aturannya—kajian ilmu fikih.
Tafsirnya begini, tafsirnya begini-begini, harusnya begini, harus-harusnya begini, harus-harus-harusnya begini—kajian tafsir.
Begitulah seterusnya, oleh karenanya, sering saya katakana, islam itu kokoh, sistematika keilmuan islam itu kokoh, oleh karenanya, jangan gusar terhadap hal tersebut, Taufik. Sekali pun di zaman informasi, di zaman telekomunikasi, di zaman hipperrealitas, jangan khawatir: islam itu kokoh dan hebat, ingat, Allah itu Maha Perkasa.
Yang pasti, jangan lupakan tujuan hidupmu! jangan lupakan: jangan hanya terpancing dengan satu ayat, bahwasanya tujuan hidup itu beribadah. Ingatlah lirik lagu Dimana-mana dosa, nasidaria, di sana ada lirik, ini ibadah, itu ibadah—kenang juga tentang kajian kitab-kitabmu, bukankah kalau apa-pun disertai niat yang bagus adalah ibadah. Kalau senantiasa dzikir juga ibadah: ingatlah dzikir adalah mengingat, kalau kita senantiasa mengingat kepada-Nya, tentu itu ibadah kan? sekarang kita hidup di dunia, dan itu membutuhkan ‘perangkat-perangkat’ untuk keduniaan: butuh makan, butuh pakaian, butuh rumah, butuh itu, itu, dan itu yang lainnya: yang penting, jangan lupakan tujuan pokok kita, tujuan prioritas kita, apa itu? Yakni Akhirat. Itulah tujuan prioritas kita.
2017
Belum ada Komentar untuk " Apa Tujuan Dari Hidup? Kebahagiaan yang Kekal di Akhirat. "
Posting Komentar