Nasihat Latihlah Hidupmu dengan Cara Pandang: ‘Yakin kepada Allah’





Taufik, latihlah hidupmu dengan cara pandang, yakin kepada Allah: saat engkau berjalan, ingatlah bahwa allah senantiasa mengawasimu, dia senantiasa mengoreksimu, dia juga senantiasa mengawasi orang-orang lain, mengawasi pergerakan orang lain, dan semua yang ada, tumbuhan, binatang adalah dalam kuasa-Nya, bersamaan dengan latihanmu itu, tingkatkan ‘praktek’ ibadahmu, jalankanlah pengetahun yang melekat padamu, sibukkanlah ‘pengoreksian’ dirimu, sibukkanlah ‘pengecekan’ pengetahuanmu, awasilah ‘kalimat-kalimat’ yang melayang dari pemikiranmu, awasilah ‘pergerakan’ lisanmu, serta kencangkanlah rasa yakinmu: bahwa semua adalah milik-Nya, semua ada pada kekuasaan-Nya.

Jangan mengeluh terlalu dalam tentang duniamu.

Jangan protes terlalu ngenes terhadap kenyataanmu.

Jangan protes terlalu ‘menghakimi’ atas kebodohanmu.

Jangan hukum dirimu atas dosa-dosamu.

Sekarang, terimalah dirimu apa adanya. Terimalah apa-apa yang terjadi padamu. Terimalah apa-apa yang menjadi ‘perjalanan’ sejarahmu. Terimalah ‘musibah-musibah’ yang menugrubmu. Terimalah ‘lingkungan’ yang menjadi lingkunganmu. Dan jalankanlah pengetahuanmu tentang keislaman, ingatlah, tujuan islam adalah damai. Khususkan, damai itu untuk dirimu. Jangan sibukkan dengan diksi ‘umat’, tapi umatkanlah dirimu. Damaikanlah dirimu:

Apaah artinya koar-koar lidahmu tentang damai kalau engkau sendiri belum damai?

Apalah artinya kata-katamu tentang ‘islam’ kalau engkau sendiri belum islam, engkau sediri belum pasrah?

Memang bagus kalau engkau berceremah dan menyampaikan ‘kedamaian’ tapi kalau engkau sendiri belum damai, bagaimana engkau mampu menyampaikan tentang kedamaian?

Memang bagus kalau engkau menyampaikan isi al-quran walau satu ayat, tapi zaman sekarang, zaman serba informasi, zaman serba canggih, dai dimana-mana, penceramah bertaburan, orang-orang hebat banyak, kalau engkau ‘belum damai’ janganlah gegabah, atau sok, menjadi penyampai agama, saran saya: sampaikanlah agama untuk dirimu sendiri, sampaikanlah agama untuk jiwamu, untuk pemikiranmu.

Damaikan pemikiranmu dengan ‘islam.’

Damaikanlah hatimu dan pemikiranmu tentang Allah.

Selaraskan pengetahuanmu dengan praktekmu.

Teruslah belajar, teruslah memahami tentang-Nya.

Kalau engkau memang ditakdirkan untuk berceramah, pasti ceramah. Kalau engkau memang ditakdirkan untuk menyampaikan agama, pasti menyampaikan.

Namun, berhati-hatilah kalau engkau ditakdirkan di neraka: bukankah itu akhir yang buruk, Taufik?

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada akhirnya dari kita.

Kita tidak pernah tahu bagaimana godaaan-godaan itu datang kepada kita.

Banyak contoh yang tergoda dengan bujuk-rayu ‘tipuan-dunia’: ingatlah dunia itu manis, enak, legit, lezat, cantik— bersamaan dengan itu, bujuk-rayu bertebar dimana-mana. Oleh karenanya, kita harus senantiasa waspada. Namun buatmu, itu perkara lain: buatmu, sekarang,

Latihlah hidupmu dengan cara pandang yakin kepada allah. Kenapa kusampaikan itu: supaya hatimu tenang, supaya pikiranmu tenang. Bersamaan dengan itu, jangan lupakan ‘tugasmu’: bukankah engkau mengerti tentang tugasmu? Jangan lupakan ‘pekerjaanmu’: engkau mengerti tentang pekerjaanmu? Kenanglah, bersamaan dengan itu, kita hidup di dunia, taufik, jangan lalaikan, bahwa kita hidup di dunia: sebab dunia menawarkan—godaan—yang bermacam-macam, oleh karenanya: latilah hidupmu dengan cara pandang ‘yakin kepada allah’, dialah yang menguasai semesta raya, dialah yang mempresideni semesta raya. Ingatlah, mengusai semesta raya, presidennya semesta raya.

2017

Belum ada Komentar untuk "Nasihat Latihlah Hidupmu dengan Cara Pandang: ‘Yakin kepada Allah’"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel