Nasihat: Kokohnya Sistem-Keilmuan Islam di Zaman Postmodern
Jumat, 20 Januari 2017
Tambah Komentar
Zaman internet, zaman komunikasi, zaman telekomunikasi, zaman transportasi, atau zaman-zaman lainnya, ketahuilah Taufik, system keilmuan islam itu kokoh, sangat kuat, kamu saja yang kurang teliti atau belum sempurna melihat ‘keluasan’ ilmu islam.
Ayo, pasangkan metode-filsafatmu, tinjaulah keilmuan-islam menurut sudut kefilsafatanmu: pasti, engkau akan terbelalak, terkagum-kagum, laksana persis seperti suratan Kerajaan (surat mulk), pandanglah sekali tentang ciptaan-Nya, pasti kamu akan terkagum-kagum, nah, sekarang: pandanglah sekali lagi keilmuan islam dengan jaring filsafat—sampaikanlah sampai kekinian, urutkan sistematis perkembangan islam, bacalah sejarah lengkap perkembangan ilmu islam sampai sekarang. Sudahkah engkau tangkap benang-merahnya? Saya berpikir kamu cepat menangkap, baiklah saya bantu:
Pandanglah ilmu fikih dari zaman kanjeng nabi sampai sekarang, sampai sekarang: pasti engkau akan melihat kajian fikih-postmodern, fikih-kontemporer, fikih-dunia maya, fikih-komunikasi.
Pandanglah ilmu tafsir al-quran dari zaman kanjeng Nabi sampai sekarang, pasti engkau akan mendapatkan macam-macam tafsir yang dahsyat.
Pandanglah ilmu alat dari zaman kanjeng nabi sampai sekarang, pasti engkau akan mendapatkan macam-macam perkembangan ilmu alat. Pastilah kamu tergedek-gedek dan melihat jelas perbedaannya.
Dan ingatlah, saat engkau ‘berproses’ mencari itu, sibuk atau uprek dengan teks-teks yang saya tawarkan itu, maka waktumu akan disibukkan mencari itu, dan orang-orang tentu akan menjulukimu: si tukang pencari tentang durasi waktu keislaman, durasi ilmu keislaman, bersamaan dengan itu, engkau akan menjalankan ‘secuil’ pengetahuan yang nempel dalam cangkang pikirmu. Hasilnya, engkau adalah orang-orang yang rasio. Sarat dengan obejektif, lalu kedudukanmu adalah orang yang berilmu, bahasa lainnya, orang yang belum puas dengan ilmu-islam.
Oleh karennya, janganlah khawatir dengan apa yang engkau khawatirkan. Aku tahu yang engkau khawatirkan, tentang dunia kan? Tentang umat islam kan? ah itu terlalu besar, Nak. Itu telalu umum. Itu terlalu luas. Kenalilah, kalau kau khawatir tentang dunia, maka:
Lejitkanlah pengetahuan tentang dunia
Tunjukanlah apa-apa yang kau resahkan tentang dunia
Carilah apa yang kau resahkan tentang dunia.
Selanjutnya, kalau kau khawatirkan tentang umat-islam, rincikanlah:
Umat islam yang seperti apa yang kamu maksud?
Umat islam yang mana yang kamu maksud?
Pertanyaanku: sekarang, bagaimana keduniaanmu? Bagaimana dengan keislamanmu?
Aku mendengar, melihat, duniamu pun porak-poranda. Kamu dipontang-pantingkan realitas. Kamu kepayahan ‘menyelamatkan’ duniamu sendiri. Selain itu, kamu kepayahan dengan agamamu sendiri, kamu kepayahan dengan ‘keislamanmu sendiri’
Dan aku tahu kamu berpengetahuan islam, yang banyak, bukan sedikit, mari sedikit saya uji ‘keislamanmu’ dengan kuajuhkan pertanyaan—jawablah dalam hati:
Seberapa banyak pengetahuan yang angkrem dalam cangkang pikirmu?
Seberapa banyak pengetahuan yang melekat dalam dirimu tentang islam?
Seberapa taat engkau menjalankan pengetahuan keislaman?
Islammu saja masih terlalaikan, kamu sudah sibuk memikirkan umat. Kenalilah Kanjeng Nabi, Taufik, sekali lagi lebih dalam, itulah panutan kita—jangan katakana nabi Muhammad itu zaman dulu, yang ditawarkan kanjeng nabi itu titik fokusnya tentang keimanan kepada allah—kalau kau benar-benar iman kepada allah, maka tentu engkau akan santai saja dengan apa-pun yang terjadi pada saat ini:
Hadapilah masa sekarang ini, caranya ‘pahamilah’ ilmu masa ini
Soal akhlak? Perlahan-lahankanlah jalankan pengetahuanmu: minimal berdoalah sebelum melakukan sesuatu: sungguh, engkau telah mengetahui bahwa ada anjuran tentang berdoa tatkala melakukan sesuatu. Apa tujuan doa? Yakni mengingat kepada-Nya.
Akhir kata, sekali pun zaman semakin canggih, kenanglah: system keilmuan itu kokoh, kuat, dan Allah itu Maha Perkasa, Taufik.
Belum ada Komentar untuk "Nasihat: Kokohnya Sistem-Keilmuan Islam di Zaman Postmodern "
Posting Komentar