Nasihat Tentang Pekerjaan Yang Halal
Kamis, 26 Januari 2017
Tambah Komentar
Taufik, manusia itu membutuhkan pekerjaan, carilah pekerjaan yang halal, jangan cari yang haram, sebab pekerjaan yang haram itu tidak baik, dan engkau telah mengetahui, bahwa karakter dasar manusia itu menginginkan yang baik-baik, senantiasa seperti itu: oleh karenanya carilah pekerjaan yang baik. Apa itu pekerjaan yang baik? Yakni, pekerjaan yang sesuai dengan dirimu; pekerjaan yang tatkala engkau mengerjakannya dengan ringan dan nyaman, dan engkau bahagia.
“Untuk apa engkau bekerja kalau engkau tidak bahagia?
Untuk apa engkau bekerja kalau engkau merasa terkengkang?
Untuk apa engkau bekerja kalau engkau tidak menikmati pekerjaanmu?”
Itulah pertanyaan yang menyelimuti dirimu, pertanyaan yang menjadi bebal dirimu, pertanyaan yang sebenarnya sangat-salah diajuhkan, namun engkau ‘malah’ gembira dengan pertanyaan yang membalutimu itu dan engkau pertahankan kalimat itu. Jawabku:
Setiap pekerjaan mengarahkan untuk kebahagiaan.
Setiap pekerjaan menjadikan dirinya terkengkang.
Setiap pekerjaan butuh proses terhadap kenikmatannya.
Kenanglah Taufik, pada dasarnya untuk menikmati pekerjaan, maka orang itu harus melakukan pekerjaan dulu, baru setelah itu dia bisa mendapatkan ‘nikmat’ dari apa yang telah dikerjakan. Terlebih lagi, kunci dari itu semua terletak pada ‘pola-pemikiran’: bagaimana pikiranmu mampu menyikapi itu? bagaimana pikiranmu mampu mempasrahkan ‘setiap’ pekerjaan kepada-Nya?
Mengapa saya menyandarkan kepada-Nya? Ketahuilah, kalau engkau inginkan pekerjaan atas nama ‘halal’, maka engkau harus mengetahui perbedaan halal dan haram. Itulah kata kuncinya.
Jika engkau telah mengetahui, sesuatu yang halal dan haram, maka dengan mudah engkau mengecak:
Ini pekerjaan halal
Ini pekerjaan haram.
Dan pilihlah pekerjaan yang halal. Apa itu pekerjaan yang halal? Zaman sekarang, banyak rupanya taufik. Untuk bekerja yang halal itu banyak ‘wujudnya’.
Kenanglah, pekerjaan zaman sekarang, tentu ukurannya juga ‘zaman sekarang’. Kita tidak bisa menyamakan pekerjaan zaman dulu dan zaman sekarang. Pekerjaan zaman sekarang, tentu berhubungan dengan sesuatu yang berkaitan dengan zaman sekarang:
Ada transportasi—di situ ada pekerjaannya.
Ada telekomunikasi—di situ juga ada pekerjaannya.
Ada media—di situ juga ada pekerjaannya.
Saran saya, jangan gegabah mengklaim ‘ini haram-ini halal’, Taufik. Biasanya, yang haram telah jelas, yang halal telah jelas, dan orang-orang mengetahui itu: orang-orang mengetahui itu, Taufik. Percayalah, bahwa orang-orang yang melakukan perkara haram, sesungguhnya mereka ‘mengetahui’ bahwa dia menjalankan perkara haram.
Begitu juga, orang-orang yang melakukan perkara halal, sesungguhnya mereka ‘mengetahui’ bahwa dia menjalankan perkara halal.
Sebab, zaman sekarang, orang-orang penyampai agama, banyak, semakin banyak. Para pendai, banyak. Para ilmuwan agama, banyak. Para penegak hukum, ada. Dan saran saya lagi, yang pasti bekerja, taufik: apa-pun itu bentuk kerjanya, yang pasti halal.
Ketahuilah, ketika agama menyatakan itu ‘haram’ tentu hal itu tidak baik untuk manusia, sebab tujuan agama itu untuk ‘kebaikan’ manusia. Ingat itu: sekarang, teruskanlah engkau bekerja.
2017
Belum ada Komentar untuk "Nasihat Tentang Pekerjaan Yang Halal "
Posting Komentar