Nasihat ‘Bagian’ Yang Menyertaimu


Taufik, engkau harus tahu mana ‘bagian’ yang itu buatmu. Setelah engkau mengetahui ‘bagian’ itu, tentu engkau tidak akan serakah. Jangan salah, keilmuan pun mampu menjadikan ‘diri’ serakah—perakuan ‘tolol’ adalah perakuan tentang kecukupan-ilmu yang dimiliki. Sungguh, engkau tidak akan mampu ‘menjangkau’ seluruh ilmu—sekali pun di zaman informasi—tetap saja, kualitas bacamu sama lambatnya dengan kualitas bacamu sebelummu. Hanya saja, kini engkau membacanya dengan gesit dan cepat. Dan tetapkanlah ‘konsentrasi’ terhadap apa yang engkau kerjakan, jangan serakah, jangan serakah terhadap ilmu. Artinya, kapasitas bicaramu pun harus dikerucutkan. Apalagi di zaman serba spesialis ini, konsentrasikanlah pembacaanmu.

Jangan begitu detail berbicara tentang hukum, itu bukan bagianmu.

Jangan begitu ‘ribet’ berbicara tentang ibadah, itu bukan bagianmu.

Jangan begitu focus berbicara tentang ‘islam’, itu juga bukan bagianmu.

Jangan begitu tertarik berbicara ketasawufan, itu juga bukan bagianmu.

Jangan begitu tergoda dengan ‘sastra’, itu juga bukan bagianmu.

Jangan begitu tergoda dengan pengetahuan al-quran, itu juga bukan bagianmu.

Sekarang, apakah engkau ‘mengerti’ jelas, mana-mana yang itu adalah bagian darimu? Ya, aku tanyakan padamu tentang memperuji dirimu tentang ‘ketemunya akumu’: jika engkau telah menemukan ‘akumu’ maka dengan mudah engkau mengecapkan tentang hak-hakmu, tentang bagianmu.

Kenaliah, setiap manusia telah ‘digaris’ oleh Gusti Pangeran, layaknya sebuah novel, yang telah diketahui oleh pengarangnya, sekarang, tinggal upayamu saja, menerima apa-apa yang telah digariskan tersebut. Dan ketahuilah, bahwa setiap individu adalah tokoh utama dalam novelnya masing-masing.

Saat engkau mengetahui ‘akumu’ tentulah engkau tahu mana-mana bagianmu. Katakan padaku, apa saja yang telah dibagikannya utukmu?

Apakah engkau digariskan ‘tentang’ agama? Jika ya: bagian yang ‘mana’ engkau digariskan.

Apakah engkau digariskan ‘tentang’ Negara? Jika ya: bagian yang ‘mana’ engkau digariskan.

Apakah engkau digariskan ‘tentang’ hokum? Jika ya: bagian yang ‘mana’ engkau digariskan.

Apakah engkau digariskan ‘tentang’ islam? jika ya: bagian yang ‘mana’ engkau digariskan.

Apakah engkau digariskan ‘tentang’ proses pemikiran? Jika ya: bagian yang ‘mana’ engkau digariskan.

Saat engkau telah menemukan ‘akumu’ tentu dengan mudah lidahmu berbicara, dengan mudah dirimu bersosialisasi, dengan ringan engkau menjalani hidup, dengan lancar engkau berinteraksi, dengan lanyah engkau bercerita, dan dengan licin engkau meniti pengetahuan, karena engkau telah mengetahui ‘akumu’:

Telah kau ketahui kelebihanmu—maka latihlah.

Teah kau ketahui kekurangamu—maka latihlah.

Telah kau ketahui sifat-sifat yang membalutimu—terangkanlah.

Telah kau ketahui pola-pola hidupmu—jadikanlah refleksi.

Sungguh, bersama ini, saya sekedar ‘mengingatkanmu’ tentang ketemunya ‘akumu’, hanya itu tugasku. Mengingatkanmu tentang apa yang telah engkau temukan itu. lebih memastikan tentang apa-apa yang terjalin dalam dirimu. Lebih memastikan tentang apa yang telah engkau jalani dengan dirimu. Ketahuilah, masa lalu itu tidak bisa diubah, Taufik, oleh karenanya, tetaplah sibuk dengan ‘akumu’ bukankah itu termasuk ‘bagian’ dari dirimu? Yang pasti, janganlah ‘sedih’ terhadap apa-apa yang telah menimpamu, yang kini menyelimutimu: tidakkah engkau sadari bahwa apa-apa yang kini ‘menyelimutimu’ adalah bekal-bekal dari kronologis masa lalumu?

Belum ada Komentar untuk " Nasihat ‘Bagian’ Yang Menyertaimu "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel