Spesialis Di Zaman Kemajuan



Apa katamu kalau engkau menjadi dokter terhadap agama islam? Dan engkau benar-benar sibuk dengan keilmuan dokter, maka engkau tetap akan menjadi sesuatu yang biasa, engkau akan menjalani keislaman yang biasa, dan akan mengatakan bahwa semua adalah milik-Nya:

Apa tanda orang sakit? Yakni tatkala batuk, demam, panas, dingin, mual, dan pusing. Itulah tanda orang yang sakit, sekarang, tugasmu adalah mencari sebab musabab dari sakit tersebut:

Yakni tentang makanan,

Kedua tentang kondisi tubuh

Ketiga, tentang lingkungan

Makanan menjadikan reflek utama terhadap rasa sakit, yang selanjutnya, menyebar ke seluruh bagian tubuh, dan kemudian, hawa tersebut, menular kepada manusia—apa yang tertular, tentang perasaan kemanusiaan; sekali pun merembetnya sekedar demam, maka hal itu telah di sebut dengan menular. Namun tentu ada jenis penyakit yang menular, yang bisa benar-benar menular, melalui virus-virus penyakit. Ada! Pasti.

Bersamaan dengan itu kemajuan zaman mengajak para dokter untuk terus menerus melakukan research terhadap apa yang telah terjadi, sesuai dengan dukungan zamannya, sesuai dengan kondisi zamannya; para dokter mencari sebab musabab dengan ukuran ‘keilmuan-objektif-positif’, sebab dengan perkembangan zaman maka percampuran penyakit juga mewabah, penyakit itu bertambah-tambah:

Missal, bagaimana respon ‘tubuh’ tatkala tersentuhan ‘besi’

Bagaiaman respon ‘kepala’ tatkala ‘besi’ bertahan di dalamnya

Dan itu di sebut dengan dokter special, ada juga yang itu dokter biasa, yakni bidan, dan dokter pertolongan pertama. Obat-obat yang ditawarkan pun adalah obat-obat yang biasa. Namun, kalau menjadi ahli, maka mereka harus lebih lesat dengan kesesuaian zaman.

Artinya mereka harus rajin-rajin terhadap penemuan-penemuan ahli ilmu yang lain. Tujuannya, demi ‘melihat’ perkembangan penyakit yang menyinggapi manusia:

Bagaimana jika ‘besi’ masuk ke dalam tubuh dan apa pertolongannya!

Apa reaksi dari besi kalau bersinggah di dalam tubuh manusia!

Apa reaksi cahaya jika berhadapan terus dengan mata!

Lalu satu persatu mendalami keilmuan tentang seluruh organ-organ tubuh, begitulah, maka bakal ada dokter-dokter special-spesial yang lain—sekarang, telah ada macam-macamnya dokter spesialis:

Spesialis jantung

Spesialis hati

Spesialis akal

Spesialis mata

Spesialis hidung

Spesialis jari

Semuanya telah menjadi seperti itu, dan syarat untuk menjadi dokter special, maka penting mengerti tentang keumuman. Mengerti penyakit-penyakit umum. Begitu juga dengan filsafat, kajian filsafat pun harus mengerti tetang keumuman. Lalu menjadi orang yang special, terhadap filsafat.

Sekarang, bagaimana peran agama islam dengan orang-orang tersebut? Kenanglah tujuan dari agama Taufik, yakni menciptakan aklak yang baik. Itulah tujuan dari agama.

Tujuan dari dokter, adalah menyembuhkan penyakit.

Tujuan dari agama, adalah menciptakan akhlak yang baik.

Begitulah Taufik, tatkala menerima ‘dunia’ maka semua ‘pergerakan’ yang ada di dunia adalah selaras dengan zamannya. Dan zaman sekarang, menuntut orang untuk ahli demi ahli, bersamaan dengan itu, maka ahli islam pun terjadi, maka spesialis keislaman pun ada: aliran-alirannya bertambah kencang terhadap aliran keislaman, maka:

Perbedaan adalah rahmat.

Perbedaan adalah kepastian.

Perbedaan adalah keharusan.

Sekarang, jalanilah kehidupanmu dengan terus mengencangkan ‘tali’ pengetahuanmu, supaya engkau menjadi ‘spesialis’—sekali pun engkau hidup pada dasarnya telah special, namun kehidupan itu membutuhkan realitas, maka ‘buktikanlah’ bahwa engkau adalah special. Oleh karenanya, lejitkan ‘benang-merah’ pengetahuanmu. Jadilah spesialis. Tidak ada kata terlambat, jika pun engkau merasa terlambat, masuklah segera. Pelajaran siap di mulai: jadilah spesialis.

2017

Belum ada Komentar untuk "Spesialis Di Zaman Kemajuan "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel