Pancingan ‘Pengetahuan’ Diri—Tentang Laporan Pengetahuan Diri (Nasihat)
Minggu, 29 Januari 2017
Tambah Komentar
Katakan kepadaku, tentang dirimu, taufik, ceritakanlah kepadaku, tentang kedirianmu. Dan saya akan memudahkan dengan mengajuhkan pertanyaan buatmu:
Kenapa engkau membaca tasauf?
Sampai di mana kajian filsafatmu?
Sampai dimana pengetahuan al-quran?
Bagaimana pengetahuan al-quranmu?
Bagaiaman pengetahuan keislamanmu?
Bagaimana tentang keyakinanmu?
Bagaimana dengan realitasmu?
Sampai dimana kajian keislamanmu?
Jawablah pertanyaanku, taufik. Jangan abaikan tentang hal tersebut, jangan remehkan dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya adalah sesuatu yang biasa dan sangat ‘formal’. Ya! Kalimat itu untuk menguji ‘dirimu’ sekali lagi, tujuanku datang kepadamu, kali ini, adalah mengujimu, menguatkan tentang ‘keakuanmu’.
Ketahuilah, ‘keakuan’ pun butuh tumpangan pengetahuan, pengetahuan hal-hal yang dasar dan biasa, dengan pengetahuan yang dasar dan biasa, maka engkau akan terlatih untuk menaiki tangga-tangga pengetahuan selanjutnya, itulah tujuan endingnya, taufik, yakni ‘mengukuhkan’ tentang pengetahuanmu.
Bukankah sejauh ini, pembicaraanku adalah tentang pembicaraan keilmuan, bahasa filsafat, tentang epistemology—yakni kajian yang membahas tentang ilmu itu sendiri—sebabnya, sarat untuk melangkah, pentingnya pengetahuan yang mumpuni, engkau harus mengelupas tentang keilmuan yang dasar, itu harus.
Engkau harus mengonfirmasi pengetahuan tentang hal-hal dasar, itu harus.
Engkau harus hapal pengetahuan yang dasar-dasar, itu harus.
Engkau harus membaca sekali-lagi tentang ilmu-ilmu dasar, itu harus.
Ingatlah, pengetahuan yang dasar adalah sebuah pengetahuan yang puncak. Kenanglah, dasar-dasar tentang keislaman, tentang dasar-dasar rukun iman—itulah dasarnya, taufik. Dan selanjutnya, dalam perjalanan waktu, dasar itu menggiringmu untuk melihat detail-detail yang tujuannya adalah mengokohkan kedasaran tersebut.
Percayalah dengan hal tersebut, ilmu, saran saya, jangan umpamakan seperti bangunan rumah: yakni, bangunan rumah, kalau pondasinya kuat, maka rumahnya kuat.
Jawabnya, tidak tentu.
Pergolakan tanah, bisa juga menenggelamkan bangunan.
Sapuan angin, bisa memporandakan bangunan.
Terjangan air, bisa saja mengamburkan bangunan.
Dan dalam ilmu itu, setelah berjuang keras untuk mengokohkan dasaran, maka hidupnya menjadi hal-hal dasar, dan dari dasar itu terbentuklah ‘prinsip’ kemanusiaan.
Kenanglah prinsip yang ditawarkan agama-islam, sungguh kokoh dan hebat. kenanglah masa di mana kanjeng nabi masih hidup:
Saat keimanan telah masuk dalam ‘diri’ manusia-muslim, maka keimanan itu mengajaknya untuk eksis.
Oleh karenanya, banyak kisah yang telah engkau baca, bahwasanya Kanjeng Nabi tatkala menyebarkan iman bukanlah perkara yang mudah, bukanlah perkara yang simpel, bukanlah perkara yang mulus, padahal beliau adalah Rasullallah. Namun, engkau telah bagaimana efek yang ditimbulkan dari apa yang Kanjeng Nabi sampaikan?
Pengikutnya adalah pengikut yang kuat-kuat—kuat dalam arti, memegang teguh apa yang diyakini.
Pengikutnya adalah pengikut yang solid—solid mengikuti apa yang dikabarkan tuannya, Kanjeng Nabi.
Namun di zaman sekarang, Taufik, yang diperlukan adalah lebih giatlah belajar, belajarlah untuk lebih mengetahui, tentang:
Tentang Sejarah Kanjeng Nabi serta sosial yang mempengaruhinya
Sejarah orang-orang yang ada di sekitar Kanjeng Nabi
Tentang ilmu-ilmu yang telah dibentuk menjadi ilmuan
tentang-tentang yang lain, dan sungguh tatkala mengkaji keilmuan, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, oleh karenanya bersabarlah.
Ringkas kata, kedatangan saya kali ini adalah menguji pengetahuan dasar-dasarmu, katakan padaku tentang apa-apa yang engkau ketahui—tujuannya, supaya engkau mampu mengoreksi apa yang engkau ketahui, supaya engkau lebih-sadar terhadap apa yang engkau ketahui, supaya engkau lebih ‘sadar’ tentang pengetahuan dirimu, sebab apa-apa yang engkau kumpulkan: itulah dirimu. Begitulah dirimu.
Laksanakanlah tugasmu, berilah catatan tentang ‘perkembangan dirimu’. Kerjakanlah..
Belum ada Komentar untuk "Pancingan ‘Pengetahuan’ Diri—Tentang Laporan Pengetahuan Diri (Nasihat)"
Posting Komentar