Apakah Santrimu Punya ‘Blog’? Dengan itu Bisa Tambah Ilmu dan Menghasilkan Uang


Apakah santri-santrimu mempunyai ‘blog’?

Apakah santri-santrimu menggunakan handphone?

Santri-santrimu menggunakan alat transportasi?

Santri-santrimu menikmati media-elektonik?

Dan apakah santrimu mempunyai note-book atau laptop? Kalau iya:

Apakah santri-santrimu mempunyai blog?

Dengan punya itu, maka santri-santrimu akan ‘diuji’ pengetahuannya, akan tertantang ‘pengetahuan’nya, sehingga santri-santrimu tidak menjadi sombong dan gumede dengan pakaian-pakaian santrinya, sebab dengan menulis:

Santri akan diuji dengan pengetahuannya.

Santri akan diajak untuk membaca sekali lagi.

Santri mempunyai tujuan yang jelas terhadap kajiannya.

Selain itu, ilmu pengetahuannya akan terjiret, ilmu pengetahuannya akan bertambah drastis, sebab mengulang apa-apa yang telah dikaji.

Terlebih lagi, bersamaan dengan itu, kelak ‘mampu’ menghasilkan uang dengan menulis blog. Tidak jarang orang mendapatkan keuntungan secara materil dengan menulis blog. Bagaimana mendapatkan uang dari blog? Tentu dengan cara mempublis terus tulisannya, layaknya Koran-koran itu, yang kemudian mendapatkan iklan; namun dalam dunia-internet lebih berbeda:

Dengan banyaknya pembaca, maka pendapatan uang semakin banyak.

Zaman sekarang, ekonomi menjelma: Nilai tanda dan nilai symbol.

Itulah pengantar dari saya, Pak Yai:

Kalau santri-santri tidak mempunyai blog, maka ‘kurang beruntunglah’ generasi muslim. Santri menjaid ketinggalan zaman. Sebab sekarang telah zamannya-informasi, Pak Yai Buchori Masruri telah membaca itu dengan terpopulernya, lagu Tahun Milenium, Dunia Dalam Berita, Perdamaian, Dimana-mana Dosa, serta Anakku: pendek kata, lirik-lirik yang ditawarkan adalah tentang dunia-yang-sekarang-terjadi. Dunia-postmodern.

Dan bagaimana kaum muslim menjalani dunia seperti sekarang ini?

Seperti kata Yai Buchori Masruri, kita tidak bisa meningalkan zaman-seperti-sekarang ini, tidak bisa.

Kita tidak bisa meninggalkan listrik, tidak bisa.

Kita tidak bisa meninggalkan televisi, tidak bisa.

Kita tidak bisa meninggalkan motor, tidak bisa.

Kita adalah anaknya zaman. Maka berjuanglah dengan zamannya tersebut.

Saya ceritakan, dengan menulis blog:

Maka saya tertantang oleh pengetahuan saya.

Saya diajak untuk konsentrasi dalam belajar.

Saya menjadi mengetahui kapasitas keilmuan.

Apakah engkau tidak memaparkan santri-santrimu untuk menulis blog! Menuliskan tentang pengetahuannya? Bukankah dengan adanya blog, konsentrasi pengetahuan menjadi terkontrol, konsentrasi pengetahuan menjadi terketahui?

Zamannya memang seperti itu, kalau santri tidak memanfaatkan zaman, maka santri akan ketinggalan. Sesungguhnya saya mendapatkan ide ini tatkala saya berkunjung di pondok pesantren, lalu saya berbincang-bincang dengan santri:

Saya senantiasa mendapati—seperti apa yang dalam terkaan saya—santri menurun. Orang-orang nyanti turun. Karena prospek yang ditawarkan santri berkurang, prospek apa? Prospek tentang ‘keuangan’. Prospek tentang masa depan santri.

Menjadi kiai-kere itu tidak enak.

Bukan berarti kiai itu harus kaya. Tidak.

Namun kaya pengetahuan.

Sejak saya menulis blog, pengetahuan saya bertambahlah lesatnya, proses ‘akal’ saya bertambah diketahui ‘kebodohannya’. Bersama dengan itu, saya pun semakin menguji pengetahuanku. Seperti ulama-ulama besar, seperti ulama-ulama yang dikarang kitabnya.

Mengapa mereka mengarang? Saya berpikir, bahwa mereka penting mengasah apa yang telah bersinggah di dalam dirinya. Mereka mengarang apa yang telah diketahuinya? Atau mereka menyusun apa yang pernah dilihatnya?

Pikirku, bukankah santri banyak hal yang ‘diketahui’ hanya saja, sejauh ini: kurang terlatih untuk ‘mewujudkan’ apa yang ‘diketahuinya’.

Dengan menulis blog: salah dan benar adalah sesuatu yang samar. Banyak tulisan begitu. oleh karenanya, sebagaimana kita ketahui, pemikiran filsuf postmodern menyatakan: bahwa di zaman postmodern ditandai dengan kekacauan objektifitas, menjelma subjektifitas.

Begitulah yang saya pikirkan: apakah santri-santrimu mempunyai blog, Pak? Yang mampu mengasah pengetahuan, selain itu, mampu menghasilkan pundi-pundi uang!

2017

baca juga:


Belum ada Komentar untuk "Apakah Santrimu Punya ‘Blog’? Dengan itu Bisa Tambah Ilmu dan Menghasilkan Uang "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel