ISLAM MENJAGA WAKTU


Sesungguhnya saya benar-benar tahu, bahwa agama islam, sangat-sangat menjaga waktu, bukti terang dengan diikatnya shalat wajib. Shalat wajib dalam islam memang sangat dahsyat, mengantarkan manusia untuk memanusiakan manusia. 

Dengan keterikatan waktu, manusia diingatkan bahwa dunia boleh, tapi tetap ingat waktu. 

tatkala dhuhur laksanakanlah shalat. 

Tatkala matahari menjelang surup, laksanakanlah shalat.

Matahari surup, lakasanakanlah shalat.

Menjelang tidur, tunaikanlah shalat

Matahari mulai bersinar, dirikanlah shalat.

Dengan durasi tersebut, tentu agama islam, sangat menghormati waktu, dan manusia-muslim, sejatinya sangat diikat untuk melaksanakan shalat, shalat dan shalat. Shalat secara bahasa doa, namun anjuran shalat dalam agama islam, ada rukun-rukunnya: ringkasnya, berdiri, rukuk dan sujud. 

Setiap gerakan pasti berdoa—kalau tahu-makna doanya: di zaman informasi, masak tidak tahu makna-makna dalam shalat: harusnya dengan mudah mengetahui, supaya shalat tidak sekedar rutinitas yang dikerjakan, namun mengetahui juga apa yang dikerjakan— doa, dalam shalat, bukan berarti serta merta meminta, sebagaimana kita ketahui, doa dalam shalat adakalnya memuji, merayu, atau membujuk, lalu meminta. Ya, kalau ditelisik lebih jauh, maka dalam setiap kalimat shalat pasti ada juga kalimat meminta.

Kembali soal waktu:

Sayangnya, tidak mudah ‘untuk’ menjaga shalat tersebut. Tidak mudah untuk menjalankan sesuatu yang sebenarnya sederhana, apalagi secara konsisten, bahasa lainnya, istiqomah. Tidak mudah untuk menjaga hal-hal itu—kita masih melihat banyak orang yang tidak menunaikan shalat, walau sebenarnya mereka mengerti, bahkan sangat-sangat memahami bahwa mereka harus shalat: sebab shalat lima waktu adalah kewajibkan. Sesuatu yang diwajibkan, bagi umat muslim—mengapa hal itu bisa terjadi:

Sebab sesuatu yang dilakukan terus menerus, bakal menjadikan manusia terikat.

Manusia enggan diikat, manusia inginnya bebas, sayangnya manusia selalu pada ikatan.

Manusia enggan diajak untuk berkemanusiaan, karena ajakan berkemanusiaan sangat-sangat membatasi kehendak dirinya.

Bisa jadi, waktu dhuhur, digunakan para pekerja untuk tidur, dibanding menjalankan shalat—walau pada dasarnya, kalau diperhitungkan secara menit: paling lama 10 menit. Ini sudah sangat lamat—lalu saat sore, atau asar, adalah waktu yang nanggung. Akhirnya, ia pun lalai juga shalat. Lalai diartikan ‘sengaja’ melalaikan sesuatu yang sebenarnya harus ditunaikan.

Dan magrib, umumnya, banyak yang menjalankan margib, karena magrib adalah waktu yang teduh, sejuk, dan dingin untuk beribadah. Tapi, kalau manusia memang enggan melaksanakan, maka teramat sulit untuk menjadikan dia menjaankan ibadah. bisa jadi protesnya: 

ibadah tidak mendapatkan uang!

ibadah itu urusannya masing-masing!

Urus saja ibadahmu, biar aku urus ibadahku.

Akhir kata, agama islam datang untuk ketidak-kacauan paradigma-berpikir manusia, apabila manusia mengambil petunjuk darinya, tentu baik –baik untuk dirinya sendiri—kalau tidak: maka telah datang seorang utusan menyampaikan kabar tentang agama islam.

Demikian…

Belum ada Komentar untuk "ISLAM MENJAGA WAKTU"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel