NASIHAT: Tentang Kemajuan Zaman





Taufik, tenanglah, janganlah gegabahlah terhadap ‘pengetahuan’ yang mendera dirimu. Janganlah gegabah menilai sesuatu secara keumuman. Kenanglah sebelum engkau mengetahui ‘hal-hal’ kemajuan zaman: sesungguhnya engkau telah lahir dalam kemajuan zaman, sayangnya hal itu belum sampai kepadamu. Belum sampai kepada dirimu.

Itu karena engkau ditakdirkan untuk tidak ‘geger’ dalam hal kemajuan zaman.

itu karena engkau ditetapkan tidak ikut serta ‘riuh’ dalam kemajuan zaman.

itu karena engkau ditetapkan tidak ikut-ikutan dengan ‘gelombang’ keduniaan.

Telah engkau sadari, kelahiranmu telah dikatakan filsafat barat pada masa ‘postmodern’, masa yang telah melesatnya filsafat-modern: dan bahkan tatkala indonesia merdeka, sudah menjadi isue tentang kejadian ‘postmodern’—begitulah taufik, tradisi pengetahuan-objektif, atau ilmiah, memang menjadi riuh-riuh dunia, dan manusia tidak bisa menghindar, tidak bisa menolak. Efek dari ilmiah, maka terciptalah teknologi tepat-guna, teknologi yang berguna membantu kehidupan.

Bagi orang yang mengetahui, tabir-tabir kehidupan, maka tidak akan terkejut dengan melesatnya hal tersebut.

Saya akan paparkan tentang alasan engkau mulai marak berbicara tentang kamajuan zaman dan engkau seakan sibuk mengurusinya. Maksudnya, mengapa engkau tertarik ‘mengabarkan’ hal ini? Alasan apa engkau ingin mengabarkan ini?

Jawabnya, karena ilmu-filsafatmu telah menyentuh kepada dirimu. Ilmu-filsafatmu telah masuk dalam tubuhmu dan pemikiranmu. Ilmu filsafat mulai aktif dan seluruh ‘pengetahuanmu’ bergerak, cepat. Sangat cepat.

Keislamanmu melesat cepat. Data-data pengetahuan islam, engkau sambung-sambungkan. Data-data pengetahuan islamu, engkau korek lebih lanjut. Engkau menguji dirimu tentang ‘pengetahuanmu’—di saat itu engkau menjumpai filsafat postmodern: yang kajiannya sangat realistis untuk zaman kekinian. Yang teks-teksnya sarat dengan teks-teks kekininan.

Karena keaktifan pemikiran, akalmu: maka kamu benar-benar mengaktifkannya dimana pun:

Engkau melihat tentang teknologi

Engkau melihat tentang gadget

Engkau melihat tentang transportasi

Engkau melihat tentang kesibukan orang dengan teknologi.

Data-data itu melesat tajam buat dirimu. Wal-hasil, engkau sekarang mulai geger dengan zaman teknologi. Mulai geger dengan hal-hal yang sebenarnya telah lama itu. Alasannya, karena kau mulai mengetahui.

Keluarlah dari rumahmu. Lihatlah realitas sekali lagi. Realitas ya seperti itu Taufik. Jangan kau tahan di dalam pemikiranmu. Realitas berjalan lambat. Selalu seperti itu. Terlebih lagi, islam tidak melarang untuk menggunakan teknologi. Islam tidak melarang hal itu. Faktanya, dengan dukungan teknologi islam semakin kokoh, yakni setiap hari azan terdengar dan orang-orang yang mendengar, mampu tersadarkan. Dengan adanya alat-transportasi, kaum muslim menjadi semakin kokoh untuk menjalin silaturahim. Dengan adanya alat-komunikasi, kaum muslim lebih sering berinteraksi.

Baik dan buruknya, tentu bakal terjadi, Taufik. Sebab orang muslim: ada juga yang muslim ikut-ikutan. Muslim yang tidak berpengetahuan-hebat. Muslim yang tidak berkeyakinan kuat. Banyak ragamnya. Tapi tetaplah, muslim itu kokoh, taufik. Apalagi di negera kita. Oleh karenanya, jangan khawatirkan tentang kemajuan zaman. Nikmatilah.

Konsentrasikanlah kepada keilmuanmu, lejitkan tentang pengetahuanmu, kelak, kalau kau menjadi ahli, giringlah anak-anakmu untuk menjadi kaum-muslim yang cerdas terhadap pengetahuan-islam, yang cerdas dengan keilmuan islam: begitu juga yang kerap ditawarkan dari anak-anak Kiai, Taufik. Anak-anak kiai di didik untuk sibuk dengan keilmuan, ringkas kata, kalau bisa ilmu agama, maka hidupnya tentram dan damai: kenapa? Jawabnya, karena orientasi dunia bagi orang muslim adalah pelengkap. Alat-alat dunia bagi muslim adalah tetap alat: yang penting adalah kemuslimannya. Ingat dunia adalah alat. Tetaplah jadikan hal itu.

Tenanglah...

Belum ada Komentar untuk "NASIHAT: Tentang Kemajuan Zaman"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel