Belajar Praktis Filsafat
Kamis, 12 Januari 2017
Tambah Komentar
Taufik, beginilah belajar paling praktis terhadap kajian filsafat:
Pertama, kamu harus membuat petakan sejarah filsafat.
Contoh: filsafat sekarang (kontemporer atau postmodern), filsafat modern, filsafat zaman pertengahan, filsafat kuno.
Jangan remehkan tentang menyalin hal yang ringkas itu—salinlah.
Kedua, kamu harus mengetahui pemikiran global tentang tokoh filsafat.
Ketiga, lalu kamu harus menulis pemikiran global tentang tokoh filsafat.
Contoh: Sokrates: tentang dialog langsung. Plato: tentang idealisme-dialog. Edmun Husserl: tentang fenonomologi. Auguste comte: tentang positivisme. Nietzsche: tentang eksistensialisme. Soren Kiekegaard: Tentang Ekistensialisme. Sastre: Tentang eksistensialisme. Hegel: tentang Idealisme-dealektika. Fitche: tentang idealisme-subjektif. Shelling: tentang idealisme objektif. Rene Descartes: Tentang Rasionalisme. Jhon Locke: Tentang Empirisme. Immanuel Kant: tentang kritisme. William james: tentang pragmatisme. Jean Baudrillard: tentang hipperealitas. Jaques Derrida: Tentang Dekontruksi. Lyotard: Tentang Postmodern.
Jangan remahkan tentang menyalin hal yang ringkas itu—salinlah.
Begitulah filsafat, sarat dengan sejarah yang panjang. Maka penting juga:
Keempat, menulis tentang waktu Filsafat.
Contoh: filsafat sekarang (2017 Masehi),
Filsafat modern (1700 Masehi sampai 2017 Masehi),
Fisafat zaman pertengahan (500 Masehi sampai 1700 Masehi)
filsafat kuno (300 Sebelum Masehi sampai 300 sebelum Masehi.)
Salinlah hal tersebut, maka secara otomatis engkau bakal diseret ke sejarah yang dalam, secara otomatis engkau akan mengkalim bahwa filsafat memang kajian yang dalam: dalam karena sejarahnya panjang. Sejarah yang panjang. Membutuhkan banyak-banyak waktu untuk membaca. Setidanya. Salinlah dulu hal tersebut. Jangan remehkan menyalin hal sederhana itu: tujuan menyalin guna keraket dalam memori dirimu. Tujuan menyalin guna engkau mengerti bahwa filsafat kajiannya luas.
Ke lima, uraikanlah apa-apa yang telah engkau salin itu. Uraikanlah secara singkat, jangan terpaku dengan bahasa yang ada, tulislah dengan bahasamu sendiri—maksudnya bahasamu sendiri adalah apa-apa yang tertangkap oleh daya tangkapmu.
Contoh: filsafat kuno adalah filsafat zaman dulu, dimana zaman-zaman belum maju.
Filsafat zaman pertengeahan adalah zaman dimana posisi akal tunduk dengan hati, maksudnya hati adalah posisi wahyu: wahyu yang dimaksud adalah tentang keberadaan Agama Nasarani, yang selanjutnya, di dukung dengan Agama islam.
Filsafat modern adalah filsafat zaman kemanangan akal atas hati, yakni semakin munculnya aliran rasionalisme, yang kemudian, menyebar ke arah sains, keilmiahan semakin popular dan digemari. Bersamaan dengan itu, alat-alat teknologi semakin melesat. Alat-alat technology semakin menyebar luas.
Selanjutnya, filsafat kontemporer: adalah filafat zaman sekarang, yakni filsafat bertemunya akal dan hati, menjadi satu: tepuk. Aliran aliran yang dulu telah bercabang, di zaman ini semakin melesat zamannya. Begitulah filsafat zaman sekarang.
Kemudian—uraikan juga tentang pengertian hal-hal seperti ini:
Siapa socretes? Uraikan menurut pendapatan-pengetahuanmu. Dengan bahasamu.
Apa itu idealisme? Uriakan menurut pendapatan pengetahuanmu. Dengan bahasamu.
Keenam, bersabarlah dalam belajar, dan teruslah belajar terhadap filsafat: filsafat pada dasarnya, adalah kajian yang membuat orang-orang harus berpikir besar, berjiwa besar, sekaligus mengurusi hal-hal yang besar, melalui pemikiran.
Ketujuh, Jika engkau bertanya—apa manfaat dari belajar itu: jawabku, rasakanlah bagaimana dirimu tersibukkan dengan dunia-keilmuan, dengan dunia pengetahuan, dengan pemandangan dunia: secara otomatis engkau laksan melihat dunia dengan pemandangan yang cerlang gemilang. Seakan merobek tabir-tabir keduniaan. Apa itu tabir keduniaa? Engkau akan mengecak—sekali pun subejektif— pemikiran manusia-manusia, karena engkau mempunyai pengetahuan tentang itu.
Semoga bermanfaat..
Belum ada Komentar untuk "Belajar Praktis Filsafat"
Posting Komentar